Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Bukan Berarti Tak Boleh Ada Lembaga Baru

Kompas.com - 20/01/2017, 16:30 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi efisiensi, Presiden Joko Widodo membubarkan 19 lembaga non struktural dalam dua tahun terakhir pemerintahannya.

Namun belakangan, Jokowi justru membentuk lembaga baru seperti Unit Kerja Pemantapan Pancasila, Dewan Kerukunan Nasional dan Badan Siber Nasional.

Staf Khusus Presiden bidang komunikasi Johan Budi menolak jika pembentukan tiga badan baru ini disebut bertentangan dengan semangat efisiensi anggaran Jokowi.

(baca: Pembubaran Lembaga Non-struktural dan Dampaknya...)

Sebab, tiga lembaga itu memang dibutuhkan oleh pemerintah. Sementara, lembaga-lembaga yang sudah dan akan dibubarkan justru dinilai memiliki fungsi yang sudah dikerjakan oleh lembaga atau kementerian lainnya.

"Yang (dibubarkan) lembaga yang tumpang tindih. Itu yang dimaksud (inefisiensi). Bukan berarti enggak boleh ada lembaga baru," kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (20/1/2017).

Johan mengatakan, pembentukan tiga badan baru ini masih dalam proses. Badan Siber Nasional dibentuk pemerintah untuk menangkal informasi yang tidak akurat dan hoax di internet.

(baca: Soal Pembentukan Badan Siber Nasional, Kabinet Jokowi Masih "Terbelah")

Badan ini juga berfungsi menangkal informasi yang bersifat penyebaran paham radikalisme. Pembentukannya sedang digodok di Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Unit Kerja Pemantapan Pancasila akan membantu Presiden Jokowi dalam mengoordinasikan, mensinkronkan dan mengendalikan pelaksanaan ideologi Pancasila di tengah masyarakat.

Sementara, Dewan Kerukunan Nasional dibentuk untuk menyelesaikan masalah di tengah masyarakat melalui musyawarah mufakat sebelum masuk ke jalur hukum.

Pembentukan dua lembaga ini tengah digodok di Sekretariat Kabinet.

"Semuanya masih digodok. Perpresnya belum keluar," ucap Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com