Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Pemerintah untuk Tak Lagi Kirim PRT ke Negara Lain

Kompas.com - 19/01/2017, 18:37 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dakhiri mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk merealisasikan rencana pemerintah menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. 

Salah satunya dengan membangun komunikasi dengan negara lain. "Sekarang lagi tahap negosiasi dengan negara-negara di Asia Pasifik," ujar Hanif di Hotel Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017).

Negosiasi itu agar negara-negara tujuan cuma menerima TKI yang punya keahlian khusus. 

Selain itu, Kemenakertrans juga akan mendorong pengembangan keahlian para calon tenaga kerja yang ada di Indonesia.

Caranya, antara lain dengan memberikan akses bagi mereka untuk mendapatkan pelatihan serta memberikan informasi lengkap terkait kultur negara yang mereka pilih untuk bekerja.

Sehingga, kata Hanif, para calon pekerja itu benar-benar siap bekerja, karena sudah memiliki keterampilan khusus dan sudah memiliki mentalitas yang kuat.

"Prinsipnya hanya yang punya skill itu yang boleh kerja di luar negeri," kata Hanif.

Hanif menilai, TKI yang menjadi PRT di luar negeri mengerjakan banyak hal.

Mereka mencuci, mengurus orang tua, bayi, dan hal lain. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan nantinya setiap pekerja akan hanya fokus pada satu pekerjaan.

"Kalaupun ada pekerjaan di sektor domestik sifatnya lebih spesifik. Misalnya dia cooker, tukang masak saja, pengurus rumah saja," kata Hanif.

Menurut Hanif, dengan kesiapan keterampilan yang cukup menjadi nilai tersendiri bagi para TKI saat bekerja di negara lain.

"Prinsipnya adalah bahwa calon-calon tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri kami wajibkan memiliki skill. Sehingga, mereka ini bisa lebih diharga di pasar kerja asia pasifik," kata dia.

Dikutip dari Tribunnews.com, Hanif menyampaikan keinginan pemerintah menghentikan pengiriman PRT ke luar negeri itu saat menyambangi istana Bogor, Jawa Barat pada Rabu (4/1/2017).

Ia menyampaikan, penempatan tenaga kerja baru di luar negeri nantinya akan berorientasi pada keterampilan dalam rangka meningkatkan kualitas.

“Kepentingan dasar dari itu semua adalah penempatan tenaga kerja di luar negeri harus punya skill. Intinya kan itu,” ujar Hanif Dhakiri di Istana Bogor, Rabu.

Kompas TV Polisi Menangkap 196 Calon TKI Ilegal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Akomodasi Program Makan Siang Gratis Prabowo

INA Digital Bakal Akomodasi Program Makan Siang Gratis Prabowo

Nasional
PAN Tak Gentar jika PDI-P Usung Ahok pada Pilkada Sumut

PAN Tak Gentar jika PDI-P Usung Ahok pada Pilkada Sumut

Nasional
PN Jaksel Kabulkan Pencabutan Gugatan Praperadilan Sekjen DPR

PN Jaksel Kabulkan Pencabutan Gugatan Praperadilan Sekjen DPR

Nasional
Jadi Saksi TPPU SYL, Bos Maktour: Saya Pelayan Allah, Wajib Layani Siapa Pun yang Datang

Jadi Saksi TPPU SYL, Bos Maktour: Saya Pelayan Allah, Wajib Layani Siapa Pun yang Datang

Nasional
Jokowi Panggil Nadiem Makarim ke Istana, Bahas UKT Mahal

Jokowi Panggil Nadiem Makarim ke Istana, Bahas UKT Mahal

Nasional
INA Digital Mulai Operasi September 2024, Prioritaskan 9 Layanan

INA Digital Mulai Operasi September 2024, Prioritaskan 9 Layanan

Nasional
Jampidsus Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Korupsi Lelang Barang Rampasan Negara

Jampidsus Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Korupsi Lelang Barang Rampasan Negara

Nasional
Sindir Kementerian yang Punya 5.000 Aplikasi, Jokowi: Ruwet, Perlu Kita Setop

Sindir Kementerian yang Punya 5.000 Aplikasi, Jokowi: Ruwet, Perlu Kita Setop

Nasional
Entaskan Defisit Protein Hewani Daerah Pelosok, Dompet Dhuafa Kenalkan Program Tebar Hewan Kurban di Kurbanaval Goes To Hypermart

Entaskan Defisit Protein Hewani Daerah Pelosok, Dompet Dhuafa Kenalkan Program Tebar Hewan Kurban di Kurbanaval Goes To Hypermart

Nasional
Tanggapi Keluhan Ikang Fawzi soal Layanan, Dirut BPJS: Jangan Digeneralisir, Saat Itu Lagi Perbaikan

Tanggapi Keluhan Ikang Fawzi soal Layanan, Dirut BPJS: Jangan Digeneralisir, Saat Itu Lagi Perbaikan

Nasional
Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: Jaksa KPK Bisa Ajukan Lagi

Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: Jaksa KPK Bisa Ajukan Lagi

Nasional
Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

Nasional
Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

Nasional
Jajak Pendapat Litbang 'Kompas', Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

Jajak Pendapat Litbang "Kompas", Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

Nasional
Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com