Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KY Pantau Hakim yang Konsisten Tak Mau Cabut Hak Politik Koruptor

Kompas.com - 11/01/2017, 11:09 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Yudisial (KY) Farid Wajdi memastikan bahwa KY selalu melakukan pantauan terhadap kinerja hakim.

Pantauan tidak hanya ketika ada laporan masyarakat, tetapi juga inisiatif dari KY.

Pernyataan ini disampaikan Farid menanggapi permintaan Indonesia Corruption Watch (ICW) agar KY lebih proaktif mengamati para hakim yang menangani kasus korupsi, khususnya yang tidak menjatuhkan vonis tambahan berupa pencabutan hak politik bagi terdakwa.

"Tentu saja tidak hanya jika ada laporan, karena KY memproses pelanggaran kode etik hakim tidak hanya berasal dari laporan, tetapi juga informasi yang didapat atau diusahakan secara mandiri oleh KY," kata Farid, saat dihubungi, Rabu (11/1/2017).

Namun, terkait hakim yang tidak memberikan vonis pencabutan hak politik, KY masih perlu melakukan pendalaman.

KY harus mengetahui alasan di balik putusan hakim tak menjatuhkan vonis tambahan berupa pencabutan hak politik.

Selain itu, mencari data apakah putusan seperti itu hanya diambil oleh hakim tertentu atau tidak.

"Apakah kuat, apakah terjadi secara mayoritas atau berdiri sendiri," kata Farid.

Meski demikian, lanjut dia, penegakan hukum oleh hakim sedianya tidak atas dasar desakan sejumlah pihak, tetapi berlandaskan undang-undang.

"Apapun itu sebaiknya tidak jadi reduksi kualitas terhadap proses penegakan hukum dan antusiasme publik atas ditegakkannya keadilan bagi para koruptor," kata Farid.

Sebelumnya, Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz menilai, KY juga punya peran agar upaya pemberantasan korupsi bisa berjalan maksimal, yakni dengan lebih aktf memantau para hakim yang konsisten tidak menjatuhkan vonis pencabutan hak politik bagi pejabat publik yang terbukti korupsi.

Donal berpendapat, KY harus menelusuri ada atau tidaknya pelanggaran etik yang dilakukan hakim sehingga memengaruhi putusannya dengan tidak menyertakan pidana tambahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com