JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengevaluasi keikutsertaan Indonesia dalam sejumlah organisasi dunia.
Salah satu yang menjadi dasar pertimbangan yakni jumlah iuran yang besar untuk setiap organisasi itu. Lantas, berapa besaran iuran yang dimaksud?
"Jumlahnya cukup besar memang," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Retno enggan menyebut secara rinci, berapa rupiah yang dikeluarkan Indonesia tiap tahun untuk iuran keanggotaan di organisasi dunia itu.
Meski demikian, Retno mengakui bahwa nilai iuran itu tidak sama setiap tahunnya. Iuran itu tergantung kondisi ekonomi Indonesia.
"Jadi sewaktu-waktu bisa turun, bisa naik juga, tergantung tingkat ekonomi," ujar Retno.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan, keikutsertaan Indonesia di dalam organisasi dunia harus dievaluasi. Jokowi menyebut, konsekuensi pendanaan adalah salah satu faktornya.
(Baca: Jokowi Evaluasi Keikutsertaan Indonesia di 233 Organisasi Dunia)
"Kita harus mempertimbangkan kemampuan dan efektivitas penggunaan uang negara yang kita pakai untuk organisasi itu," ujar Jokowi.
"Jangan sampai apa yang sudah kita berikan ke sana menjadi sia-sia karena tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi bangsa dan rakyat Indonesia," kata dia.