Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Ketua MPR: Kandidat Mesti Dibekali 4 Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara

Kompas.com - 31/10/2016, 16:49 WIB
advertorial

Penulis

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa para kandidat, baik legislatif maupun eksekutif, sebelumnya harus dibekali setidaknya empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Hal ini diungkapkannya terkait dengan kisruh pilkada DKI dan rencana demo besar-besar pada Jumat (4/11/2016) besok di Jakarta.

Rencana demo tersebut dipicu oleh dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh bakal calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dikenal dengan Ahok.

Dijumpai di ruang kerjanya, Senin (31/10/2015), Zulkifli mengatakan “mau jadi gubernur, mau jadi bupati, mau jadi anggota DPR itu mesti ditatar dulu, ditatar empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara.” Kandidat sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu dengan menjadi jadi gubernur itu untuk apa, Pancasila itu apa, dan apa yang harus dijadikan sebagai perilaku.

Zulkifli menjelaskan dasar bernegara yang terdapat pada Pancasila mengharuskan perilaku yang disinari oleh cahaya ilahi, memanusiakan manusia lain dengan adil dan beradab dengan tidak sewenang-wenang, perkataan yang dikeluarkan mesti mempersatukan, penuh kebaikan, dan tidak boleh mencaci apalagi soal agama. Dan kalau ada perbedaan dengan rakyat, harus menggunakan pendekatan musyawarah mufakat.

Sedangkan pada Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI mengharuskan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam perbedaan. Masing-masingnya juga memiliki hak yang sama.

“Ada berbagai agama dan suku, harus saling menghormati, menghargai, tidak boleh ngenyek satu sama lain, itu bahaya sekali,” ucapnya.

Kurangnya pemahaman inilah yang menurut Zulkifli memicu keadaan saat ini, khususnya pada pilkada DKI Jakarta.

“Nah ini dipahami belum, ini jadi sumpah. Oleh karena itu, kalau dilantik taat pada konstitusi. Itu perilaku semestinya,” ujarnya.

Politisi partai PAN ini juga menyayangkan tidak ada lagi program penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) oleh Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dari tingkat pusat sampai daerah. Kalau hanya dikerjakan oleh MPR, ini tidak akan berhasil.

“Harus kembalikan lagi seperti dulu,” tambah Zulkifli.

Ibarat lebah yang diusik

Pada kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok, menurut Zulkifli masyarakat hanya menjadi korban. "Masyarakat Jakarta itu ibaratnya seperti lebah yang tiba-tiba sarangnya dijuluk-juluk dengan galah. Karena itu wajar kalau masyarakat marah", ujar Zulkifli.

Pernyataan itu disampaikan Zulkifli saat menerima kunjungan Pimpinan Pusat (PP) Wanita Syarikat Islam (WSI). Pertemuan yang berlangsung di Ruang Kerja ketua MPR pada Senin (31/10/2016).

Semestinya, kata Zulkifli, semua pihak harus dapat menahan diri dan tidak mengeluarkan komentar yang dapat menyakiti pihak lain. Apalagi menyangkut isu yang sangat sensitif seperti perihal agama. Menurut Zulkifli ini bukan salah masyarakat yang mau berdemo, tapi kesalahan pemimpinnya yang mengucapkan kata-kata tak bertanggung jawab.

“Nah oleh karena itu, hati-hati pemimpin itu. Perkataan apalagi kalau menyangkut soal agama kan sangat sensitif. Kalau sudah begini bagaimana?” lanjut Zulkifli.

Meskipun berpendapat untuk sebaiknya menyerahkan persoalan ini kepada kepada proses hukum, terkait demo yang direncanakan pada 4 November besok, Menteri Kehutanan periode 2009-2014 ini menyatakan bahwa itu adalah hal masyarakat dan tidak dapat dilarang. Ia juga berharap agar pendapat yang disampaikan para pendemo dapat tersampaikan dengan baik. Namun, yang paling penting, tidak boleh anarkis.

“Silakan menyampaikan pendapat tapi tidak boleh anarkis jaga kedamaian, ketertiban umum,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Anies ke Warga Jakarta: Rindu Saya Enggak? Saya Juga Kangen, Pengen Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com