Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

49 dari 60 Calon Hakim "Ad Hoc" Tipikor Dinilai Bermasalah

Kompas.com - 10/10/2016, 12:23 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia Fakultas Hukum Indonesia (MaPPI FH UI) menyambangi Mahkamah Agung (MA) di Jakarta Pusat, Senin (10/10/2016).

Peneliti ICW, Aradila Caesar mengatakan kedatangannya untuk menyampaikan hasil penelusuran rekam jejak (tracking) terhadap 85 calon hakim ad hoc tipikor yang ikut proses seleksi di Mahkamah Agung.

Rekam jejak, kata dia, ditelusuri ICW, MaPPI dan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya beberapa waktu lalu.

"Kami melakukan tracking atas permintaan juga dari panitia seleksi terhadap 85 calon ini," ujar Aradila di MA, Jakarta Pusat, Senin.

Ia mengatakan, hasil penelusuran disampaikan langsung kepada Hakim Agung Artidjo Alkostar. Dalam penelusuran itu, lanjut Aradila, pihaknya menelusuri tiga aspek, yakni integritas, kompetensi calon, dan independensi.

Ia mengatakan, pihaknya hanya bisa menelusuri 60 dari 85 nama calon. Dari jumlah itu, 49 hakim masuk kategori merah. 

"Kami menemukan (calon kategori merah) beberapa nama calon yang sangat bermasalah menurut kami integritasnya sangat diragukan. Paling banyak calon-calon masuk kategori merah karena tidak memiliki kompetensi yang baik," kata dia.

Kemudian, lanjut dia, sebanyak tiga orang masuk dalam kategori hijau, sementara enam orang lainnya masuk dalam kategori kuning.

"Jadi enam yang dapat dipertimbangkan, dengan pertimbangan tertentu enam ini bisa diterima," kata dia.

Sementara jejak rekam 25 nama, lanjut dia, sulit ditelusuri . Sebab, calon hakim tersebut berada di daerah.

"Kami kesulitan menelusuri rekam jejak, dan tidak terlalu terkenal jadi kalau menelusuri pemberitaan media, tidak terlihat, artiya orang yang biasa-biasa saja. Yang 20 ini tadi kami sudah sampaikan ke pansel, kami tidak bisa tracking. Jadi kami minta pansel mendalami lebih jauh sendiri," kata dia.

Adapun penelusuran, dilakukan dengan metode tertutup dan terbuka. Para penelusur, kata dia, mencari data-data terkait para calon hakim kemudian melakukan konfirmasi terhadap calon hakim tersebut dengan mewawancarainya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com