Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembela HAM Malah Dianggap seperti Musuh Pemerintah di Era Reformasi

Kompas.com - 27/09/2016, 17:36 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila menilai, para pembela HAM seperti dianggap musuh pemerintah pasca Orde Baru, atau di era reformasi saat ini.

Menurut dia, upaya penegakan HAM yang dilakukan justru memunculkan upaya kriminalisasi terhadap para aktivis.

"Di era demokrasi ini, mereka (pejuang HAM) masih dianggap sebagai musuhnya pemerintah, sehingga ada proses-proses hukum yang dilakukan," ujar Siti dalam seminar bertajuk "Mencari Bentuk Perlindungan Negara Terhadap Pembela HAM di Indonesia" di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

Siti mengatakan, di masa Orde Baru banyak aktivis pembela HAM yang berdemonstrasi kemudian ditangkap. Namun, mereka tidak ditahan dalam waktu yang lama.

Belum sampai 2x24 jam, kata Siti, aktivis tersebut dibebaskan tanpa ada proses hukum selanjutnya. Kecuali, mereka terindikasi seperti perbuatan lain yang berpotensi membuat kerusuhan berskala besar, seperti makar.

Sikap yang dilakukan pemerintah di era reformasi, menurut Siti, justru terbalik. Di tengah era demokrasi, pemerintah justru dengan mudahnya mengkriminalisasi pembela HAM.

"Rupanya jadi seperti berbanding terbalik. Kami demo (saat Orde Baru) satu-dua hari diintimidasi sedikit-sedikit, tapi tidak ada tindak lanjut (proses hukum). Sekarang justru dilanjutkan," kata Siti.

Lebih jauh, kata Siti, para pejuang HAM kerap mendapat berbagai tekanan saat ini.

"Ancaman yang dihadapi bagi pembela HAM seperti penyiksaan, intimidasi, penahanan, bahkan ada pelecehan seksual," kata dia.

Siti mencontohkan, nasib yang dialami Munir Said Thalid. Aktivis tersebut diduga diracuni dan hingga kini kasus kematiannya masih belum terungkap jelas.

Selain itu, tambah dia, Salim Kancil juga mengalami nasib serupa. Aktivis lingkungan asal Lumajang, Jawa Timur itu tewas setelah dikeroyok puluhan orang di balai desa Selok Awar-awar.

Atas situasi ini, kata Siti, Komnas HAM mendorong untuk adanya pembelaan bagi para pejuang HAM. Para pembela HAM harus mendapat perlindungan, sebab kegiatan yang mereka lakukan berpotensi mendapatkan tindak kekerasan.

"Apa yang mereka lakukan adalah pekerjaan yang memiliki rentan dan sasaran dari berbagai kepentingan. Komnas HAM dengan situasi ini mengganggap penting, bahwa pembela HAM harus dapat perlindungan," kata dia.

Kompas TV PBB Kecam Hukuman Mati di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com