Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Reformasi, Jaminan Keamanan Aktivis HAM Lebih Buruk dari Orde Baru

Kompas.com - 27/09/2016, 12:33 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila menilai situasi keamanan bagi pembela HAM di saat ini tidak lebih baik daripada zaman Orde Baru yang sering disebut-sebut sebagai rezim otoriter. Pembela HAM saat ini justru mendapat ancaman dan yang ditangkap karena aksinya juga diproses secara hukum.

Ia menjelaskan, saat zaman Orde Baru para pembela HAM sering mengadakan demonstrasi. Kemudian, para aktivis ditangkap meski hanya sementara.

"Ketika rezim Orde Baru tidak mudah (pembela HAM) dikriminalisasi. Aparat penegak hukum di rezim Orde Baru itu tidak mudah mengkriminalisasi, kami memang ditangkap tapi satu hari dikeluarkan belum 2x24 jam itu pasti dikeluarkan, tidak ada proses hukum selanjutnya, kecuali ada indikasi," ujar Siti dalam seminar bertajuk "Mencari Bentuk Perlindungan Negara Terhadap Pembela HAM di Indonesia" di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

(Baca: Aktivis HAM hingga Mahasiswa Awasi Sidang Pembunuhan Salim Kancil)

Sementara saat ini, kata Siti, banyak aktivis yang justru ditangkap. Selain itu, para aktivis dalam upaya pembelaan HAM juga seringkali mendapat tekanan, baik fisik maupun psikologi.

"Ancaman yang mereka hadapi, bahkan hingga ancaman kematian, penculikan, pemukulan, penyiksaan, penahanan, termasuk bagi perempuan adalah pelecehan seksual," kata dia.

Siti mencontohkan, intimidasi yang diterima aktivis HAM saat ini seperti yang terjadi pada Yohanes Balubun (Yanes). Ia ditemukan tewas karena kecelakaan tunggal.

"Menurut temuan Komnas HAM ada kejanggalan dalam kecelakaan yang dikatakan kecelakaan lalu lintas itu, sebelumnya Yanes juga mendapat intimidasi," kata dia.

(Baca: Jokowi: "PR" Kita Pelanggaran HAM Masa Lalu, Termasuk Kasus Mas Munir)

Siti melanjutkan, kriminalisasi juga dialami oleh Aktivis anti pembangunan apartemen Utara Aji Kusumo, dari Yogyakarta. Aji bersama aktivis lainnya melakukan demonstrasi untuk memberikan perlindungan terhadap sumber air karena banyaknya pembangunan hotel dan apartemen di kota pelajar tersebut.

Dalam aksi tersebut, kata Siti, sempat terjadi kekacauan tetapi tidak ada perusakan.

"hanya merobek banner yang harganya tidak sampai Rp 50 ribu tapi (Aji), kemudian diproses secara hukum," kata Siti.

Menurut Siti, saat ini upaya kriminalisasi terhadap pembela HAM oleh aparat sangat mudah. Berbagai celah dimanfaatkan untuk menjerat mereka.

"kami melihat beberapa dari pembela ham itu banyak dilakukan diproses hukum dengan alasan bermacam-macam. Kalau dicari pasal ya, semua pengacara, polisi, Jaksa, Hakim paling ahli untuk menggunakan pasal. Pasal itu bisa digunakan kapan saja, dengan bukti bisa juga dicari-cari," tutur dia.

"Ini situasi di mana pembela HAM pada situasi sekarang yang sudah sangat terbuka, demokratis, ini justru mendapatkan atau sering berhadapan dengan teman teman aparat penegak hukum, proses kemudian dikriminalkan," tambah Siti.

Kompas TV Demo Peringatan Setahun Salim Kancil Ricuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com