Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Belum Maksimal Atasi Pelanggaran HAM di Indonesia

Kompas.com - 26/09/2016, 23:23 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai belum maksimal mengimplementasikan rekomendasi Universal Periodic Review (UPR) yang diberikan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 2012 silam.

Padahal, rekomendasi tersebut seharusnya selesai diterapkan hingga 2017 guna mengatasi kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG), Muhammad Hafiz menilai saat ini pemerintah hanya melaksanakan 20 persen dari 179 rekomendasi yang diberikan Dewan HAM PBB dalam UPR.

"80 persen dari seluruh rekomendasi UPR menurut kami tidak dilaksanakan oleh pemerintah," ujar Hafiz dalam konferensi pers di bilangan Cikini, Jakarta, Senin (26/9/2016).

Menurut Hafiz, Pemerintah Indonesia saat ini hanya mengedepankan citra politik. Namun, upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Indonesia masih belum berhasil dilaksanakan.

"Pemerintah berhasil membangun citra politik di luar, tapi di dalamnya dia tidak berhasil, berbanding terbalik," kata Hafiz.

Masalah ini, kata Hafiz, disebabkan kurangnya sosialisasi rekomendasi UPR di dalam negeri, sehingga banyak pejabat tidak memiliki perhatian dan kapasitas lebih dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM.

"Mungkin karena yang bertugas melakukan sosialisasi dan diseminasi di dalam negeri tidak masif sehingga tidak punya kapasitas dan awareness," ucap Hafiz.

Atas dasar itu, HRWG bersama sejumlah kelompok masyarakat lainnya, yakni Civicus, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam). Lalu, Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (Yappika), dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia telah kembali mengirimkan laporan terkait kondisi faktual penyelenggaraan HAM di Indonesia pada 22 September 2016.

"UPR ini bisa dijadikan sebagai best line pemerintah. Artinya memang dengan semacam situasi bagaimana cara memonitor dari awal lagi," ujar Hafiz.

"Ini bisa jadi pegangan untuk masyarakat kecil juga memaksa pemerinta agar tidak hanya tebar pesona," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Nasional
Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com