Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Yakin Percepatan "Dwell Time" Sejalan dengan Pengamanan dari Penyelundupan

Kompas.com - 14/09/2016, 14:12 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah memperhitungkan segala risiko yang muncul dari kebijakan tentang mempersingkat durasi bongkar muat barang atau dwell time di pelabuhan laut menjadi dua hari.

Menurut Luhut, saat ini yang menjadi fokus pemerintah adalah melakukan percepatan sekaligus meningkatkan keamanan. Itu termasuk meminimalisasi kemungkinan masuknya barang selundupan akibat singkatnya waktu bongkat muat barang.

"Risiko pasti ada, maka kami cari ekuilibriumnya, antara percepatan dan keamanan. Itu terus dilakukan," ujar Luhut, usai rapat kerja Badan Anggaran DPR RI tentang RKA-KL Kementerian Koordinator di Ruang Sidang Banggar DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Saat rapat banggar berlangsung, anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono sempat meminta pemerintah mempertimbangkan kebijakan tentang dwell time di pelabuhan laut.

Menurut Bambang, pendeknya waktu bongkar muat rentan terhadap masuknya barang selundupan yang tidak memiliki sertifikat maupun barang yang tidak sesuai dengan standar nasional.

Dia menilai waktu bongkar muat barang selama 3,4 hari merupakan waktu yang sudah cukup baik.

"Saya rasa waktu dwell time 3,4 hari itu sudah sangat bagus, apalagi di jalur merah. Maka kalau kurang dari dua hari rentan masuknya barang selundupan," ujar Bambang.

Bambang menilai Presiden Joko Widodo harus mempertimbangkan pendapat yang pernah dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait dwell time yang dipersingkat menjadi dua hari.

Pendapat Bambang tersebut senada dengan pandangan Menteri Keuangan yang mengatakan pendeknya waktu bongkar muat barang rentan masuknya barang selundupan.

Apalagi di Indonesia terdapat 141 pelabuhan bertaraf internasional. Masuknya barang selundupan tersebut tentu akan merusak perekonomian dalam negeri karena umumnya barang selundupan akan dijual lebih murah.

"Presiden minta dwell time menjadi dua hari. Padahal kita juga harus mewaspadai barang selundupan supaya tidak masuk ke Indonesia. Jangan lupa, kita memiliki 141 pelabuhan internasional," ucapnya.

Instruksi Presiden Joko Widodo sejak dua tahun lalu tentang dwell time di pelabuhan laut hanya dua hari belum terlaksana dengan baik hingga saat ini.

Berdasarkan data yang didapat Jokowi baru-baru ini, dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok masih mencapai 3,2 hingga 3,7 hari.

Pelabuhan Tanjung Perak dan Makassar masih mencapai enam hari. Sedangkan Pelabuhan Belawan paling parah, yakni tujuh hari.

Hal-hal semacam inilah yang dituding Jokowi sebagai penyebab mahalnya biaya logistik di Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com