Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Jadi Menteri, Hanura Gelar Pleno Bahas Pelaksana Tugas Ketua Umum

Kompas.com - 29/07/2016, 15:51 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPP Partai Hanura menggelar rapat pleno untuk membahas pengganti Ketua Umum DPP Hanura Wiranto yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Wiranto ditunjuk Jokowi menggantikan Luhut saat melakukan perombakan kabinet beberapa hari lalu.

Pasca terpilih sebagai menteri, Wiranto memutuskan nonaktif sebagai ketua umum.

"Partai Hanura akan konsekuen dengan peraturan yang ada. Akan menghormati aturan main, ketua umum akan nonaktif dari kegiatan politik Partai Hanura," ujar Wiranto, saat membuka rapat pleno tertutup di Kantor DPP Partai Hanura, Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura Syarifuddin Sudding mengatakan, partainya tak menginginkan Wiranto mundur dari jabatannya sebagai ketua umum.

Oleh karena itu, rapat pleno DPP hari ini akan memilih pelaksana tugas.

"Bagaimana agar Beliau tetap memberikan perhatian kepada kelangsungan Partai Hanura ke depan dan tidak mengurangi waktunya dalam mencurahkan perhatiannya untuk kepentingan bangsa," ujar Sudding.

Namun, ia enggan menyebutkan nama yang berpotensi kuat menggantikan Wiranto.

Sudding meyakini, Wiranto telah memikirkan matang-matang terkait sosok yang akan dipilih sebagai pelaksana tugas, yaitu kader yang memiliki waktu lebih leluasa untuk mengurus partai, serta mampu membangun komunikasi dan melaksanakan tugas keseharian partai dengan baik.

"Saya kira itu akan disampaikan di forum rapat pleno," kata Sudding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com