Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Setoran Rp 1 Miliar, Panitia Munaslub Diminta Patuhi KPK

Kompas.com - 05/05/2016, 14:30 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar diminta mematuhi Komisi Pemberantasan Korupsi terkait setoran Rp 1 miliar untuk setiap calon ketua umum.

Panitia Munaslub disarankan membatalkan penarikan dana tersebut karena KPK sudah menyatakan ada unsur politik uang hingga gratifikasi di dalamnya.

"Dengan adanya fatwa dari KPK tersebut, tinggal sekarang kembali kepada panitia penyelenggara, apakah kita mau membawa Partai Golkar yang kita cintai ini melawan arus dan terus menerus menciptakan citra negatif di mata publik atau tidak," kata Ketua DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia saat dihubungi, Kamis (5/5/2016).

Doli optimistis Munaslub bisa terselenggara dari dana yang dikumpulkan secara gotong royong oleh seluruh kader dan keluarga besar partai Golongan Karya.

Misalnya, dari politisi yang tergabung dalam Generasi Muda Partai Golkar saja sudah terkumpul 277 juta rupiah.

Jika semua kader Golkar di seluruh Indonesia berkontribusi, maka dana puluhan miliar untuk penyelenggaraan Munaslub pun bisa terkumpul.

"Gerakan pengumpulan dana itu dilakukan sebagai manifestasi dan sekaligus ajakan kepada seluruh kader, simpatisan, dan pimpinan partai untuk mengembalikan tradisi kebersamaan dan gotong royong khususnya dalam menyongsong pelaksanaan Munaslub," ucap Doli.

Doli pun mengapresiasi sikap dua bakal calon ketua umum, yakni Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo yang secara tegas menolak pembayaran setoran Rp 1 miliar.

Dia menilai, harusnya enam ketua umum lain menunjukkan ketegasan yang sama dalam menolak praktik politik uang ini.

"Sebagai seorang kader calon pemimpin partai, Syahrul dan Indra berani tampil beda dengan kandidat lain yang diam dan bahkan ada yang menyatakan pasrah dan ikut saja kebijakan panitia, sekalipun sebenarnya kebijakan panitia itu belum tentu semuanya baik buat partai," ucap Doli.

Doli khawatir jika setoran Rp 1 miliar benar-benar diterapkan, maka hal ini akan menjadi budaya di Partai Golkar. Hal ini akan terus menjadi preseden dan diterapkan pada periode berikutnya.

Praktik ini juga sangat mungkin berlanjut ke bawah, ke DPD hingga ke Kecamatan dan Desa.

"Dengan adanya kebijakan setoran tersebut, itu artinya sama saja dengan melegalkan berkembangnya budaya uang dan transaksional, yang selama ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi sekarang mulai dijadikan sebagai kebiasaan terbuka," ucap Doli.

Kompas TV Caketum "Kudu" Bayar 1 M, Ini Politik Uang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com