Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Ledakan di Acara PPP Bukan akibat Bom Molotov, tetapi Mercon Banting

Kompas.com - 18/04/2016, 11:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta AKBP Anny Pudjiastuti meluruskan pemberitaan soal ledakan di tengah massa tablig akbar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Sleman.

Menurut dia, ledakan yang terjadi bukan berasal dari bom molotov, melainkan ada pihak yang melempar mercon banting di antara kerumunan.

"Bukan bom molotov, tetapi mercon banting karena barang bukti yang ada di TKP tidak ditemukan pecahan botol," ujar Anny saat dihubungi, Senin (18/4/2016).

Anny mengatakan, setelah melihat ke lokasi kejadian, polisi menemukan berkas mercon banting yang sudah meledak.

Selain itu, tidak ditemukan serpihan benda lainnya sebagaimana ledakan bom molotov.

Menurut dia, orang juga dapat meninggal dunia jika terkena ledakan mercon banting.

(Baca: Kronologi Pelemparan Bom Molotov di Tengah Tablig Akbar PPP)

"Bisa fatal apabila yang terkena leher atau anggota tubuh yang sangat vital seperti leher," kata Anny.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa seseorang tak dikenal melempar bom molotov ke tengah iring-iringan Lasykar.

Saat itu, ada kegiatan tablig akbar yang diselenggarakan presidium Forum Komunikasi Lasykar PPP. Kejadian tersebut menyebabkan satu orang tewas dan satu orang luka berat.

Seusai mengikuti tablig akbar di Lapangan Mlati, Jalan Magelang, Sleman, massa kembali ke rumah masing-masing.

Ketika melintas di Jalan Kebonagung, Mlati, Sleman, tiba-tiba ada dua orang berboncengan sepeda motor melempar benda yang diduga bom molotov. Seusai melempar benda itu, mereka melarikan diri.

Kompas TV Teror Bom di Tabligh Akbar PPP Tewaskan 1 Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com