JAKARTA, KOMPAS.com - Hajriyanto Y Tohari, Ketua tim sukses bakal calon ketua umum Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, memiliki jalan tengah untuk menyelesaikan persoalan pandanaan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar.
Hingga kini, persoalan sumber dana Munaslub masih dirumuskan tim pengarah.
Hajriyanto mengatakan, untuk pelaksanaan Munaslub itu sendiri, sebaiknya seluruh kader gotong royong memberikan sumbangsihnya.
Selain itu, menurut dia, Munaslub tidak perlu digelar berhari-hari, cukup paling lama dua hari satu malam.
"Kalau ini dibantu pasti akan sangat ringan," kata Hajriyanto di Kantor DPP Partai Golkar, Kamis (14/4/2016).
Sedangkan untuk pelaksanaan kampanye di lima zona dan juga debat publik di stasiun televisi nasional, anggaran pelaksanaannya sebaiknya berasal dari kantong masing-masing calon ketua umum. Sebab, dalam kedua forum tersebut yang paling berkepentingan adalah para calon ketua umum.
(Baca: Muncul Usulan Setoran hingga Rp 20 Miliar bagi Calon Ketum Golkar)
"Dan para calon ketum kalau masih ada sisa uang di dompetnya bisa memberikan tambahan bantuan di Munaslub. Tapi tentu tidak dibebankan ke 1-2 orang saja, karena dikhawatirkan akan menimbulkan kecenderungan oligarki politik," ujarnya.
Sebelumnya, tim pengararah Munaslub masih menyusun strategi untuk mengumpulkan dana pelaksanaan Munaslub.
Ada tiga opsi yang ditawarkan tim pengarah untuk menyiasati pendanaan. Opsi pertama, seluruh biaya rangkaian kegiatan mulai dari kampanye, debat publik, dan penyelenggaraan Munaslub dibebankan ke calon ketua umum.
Opsi kedua, seluruh biaya sosialisasi kandidat termasuk debat publik dibebankan kepada kandidat. Sedangkan, DPP Partai Golkar hanya mendapat beban untuk membiayai penyelenggaraan Munaslub.
Opsi terakhir, yakni seluruh biaya sosialisasi dan debat publik, serta setengah kegiatan Munaslub dibebankan ke kandidat. Dalam hal ini, DPP Partai Golkar hanya menanggung setengah biaya penyelenggaraan Munaslub.