JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Hajriyanto Y Tohari mengaku, sepanjang penyelenggaraan musyawarah nasional Partai Golkar pada 2004, 2009, maupun 2014 lalu, dirinya selalu menjadi pihak netral.
Baru pada penyelenggaraan munaslub mendatang dirinya menyatakan dukungan terhadap salah seorang calon ketua umum.
"Bahkan, selama konflik saya berada pada posisi netral, tidak dalam blok Jakarta maupun Bali. Kepribadian saya adalah netral, bahkan dalam pilpres saya netral," kata Hajriyanto saat deklarasi Priyo Budi Santoso sebagai caketum Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Kamis (14/4/2016).
Mantan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu didapuk sebagai Ketua Tim Sukses Priyo Budi Santoso pada penyelenggaraan Munaslub mendatang. Ada sejumlah alasan yang membuat dirinya menerima tawaran itu dari Priyo.
(Baca: Priyo Budi: "Bismillahirrahmanirrahim", Saya Maju Jadi Caketum Golkar)
"Dia itu calon yang otentik. Bukan hanya maju sebagai calon ketua umum sekarang, tetapi juga saat Munas Bali. Dan dia calon yang relatif paling muda," kata dia.
Menurut Hajriyanto, Golkar membutuhkan energi baru untuk menghadapi kompetisi politik yang akan datang. Selain itu, partai berlambang pohon beringin ini juga membutuhkan sosok orang yang dapat memberikan dedikasi penuh untuk membenahi partai.
"Priyo ini kan enggak punya jabatan sekarang. Bukan anggota DPR, sehingga tidak punya kewajiban datang ke rapat-rapat parlemen. Sebagai politisi tentu waktu beliau akan sangat besar dan luas untuk mengurus Golkar," kata dia.
(Baca: Priyo Budi Santoso Ramaikan Bursa Pencalonan Golkar-1)
Selain itu, Hajriyanto menganggap, Priyo sebagai sosok calon ketua umum yang relatif lebih bersih daripada calon ketua umum lainnya.
Secara legal formal, kata dia, Priyo tidak pernah tersangkut kasus hukum apapun. Tak hanya itu, mantan Wakil Ketua DPR itu juga belum pernah menjadi saksi dari kasus hukum.
"Beliau juga mengaku kepada saya tidak punya cukup uang untuk maju. Tapi saya respect terhadap niat dia untuk maju meski modal terbatas," ujarnya.