Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panama Papers" Jadi Alasan DPR Kebut Pembahasan RUU "Tax Amnesty"

Kompas.com - 05/04/2016, 14:43 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DPR akan mengebut pembahasan Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau tax amnesty, menyusul skandal bocoran "Panama Papers".

Dalam "Panama Papers", terungkap sejumlah pengusaha hingga penyelenggara negara dunia, termasuk Indonesia, yang menyimpan uangnya di luar negeri. Hal ini diduga untuk menghindari pembayaran pajak.

Ketua DPR Ade Komarudin meyakini bahwa sejumlah aturan yang ada dalam RUU Pengampunan Pajak nantinya akan membuat orang-orang kembali membawa uangnya ke Indonesia.

Aturan tax amnesty juga diperkirakan akan membuat mereka membayar pajak sesuai aturan yang berlaku.

"Dengan RUU Tax Amnesty ini banyak sekali dana yang bisa kembali ke APBN," ujar Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/4/2016).

"Tidak hanya (yang di) 'Panama Papers', tapi juga yang lain. Tidak hanya yang di luar, tapi juga yang di dalam negeri sendiri," kata dia.

Ade mengatakan, dalam rapat Badan Musyawarah yang digelar Rabu besok, akan ditentukan apakah RUU Tax Amnesty ini dibahas di Badan Legislasi atau di Komisi XI DPR.

Setelah itu, pembahasan pun akan dimulai dan ditargetkan selesai paling lambat Jumat (29/4/2016) sebelum DPR kembali memasuki masa reses.

Dia yakin pembahasan bisa dilakukan secara cepat karena draf RUU yang diusulkan pemerintah sudah cukup baik.

"Dari segi materinya sudah enggak ada masalah," kata dia.

Sementara anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengatakan, WNI yang namanya tercatat dalam "Panama Papers" belum tentu melanggar aturan.

Mereka hanya memanfaatkan celah yang ada, sehingga bisa menyimpan dananya di luar negeri dan membayar pajak.

Untuk itu, RUU Tax Amnesty harus disusun agar tak ada lagi celah yang bisa dimanfaatkan.

"Tax Amnesty setidaknya bisa mengantisipasi agar hal seperti ini tak terulang," ucap Hendrawan.

Pemerintah Indonesia sendiri menanggapi serius dokumen hasil investigasi tentang kejahatan keuangan dunia yang bertajuk "Panama Papers".

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan mempelajari informasi itu terlebih dahulu. (Baca: Pemerintah Selidiki Warga Indonesia Terkait "Panama Papers")

Kompas TV Pengampunan Pajak Jadi Upaya Tambah Pendapatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com