JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, jumlah situs web dan akun media sosial berisi konten radikalisme meningkat sejak Desember 2015.
Menurut dia, hal itu diketahui setelah pemerintah dan instansi terkait memantau dan memblokir situs serta akun media sosial (medsos) tersebut.
(Baca Kemenkominfo Blokir 11 Situs yang Dianggap Beraliran Radikal)
"Ini selalu diblok satu, besoknya muncul lagi dengan medsos yang berbeda dan akunnya beda. Jadi ada tim yang memantau dan ini bekerja sama dengan aparat keamanan," ujar Rudiantara di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/1/2016).
Meski tidak menyebut angka pastinya, Rudiantara menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengambil keputusan lama untuk memblokir situs dan akun media sosial berisi konten radikalisme.
Dia tidak tahu mengapa situs dan akun media sosial banyak bermunculan sejak Desember 2015. Namun, ia menyoroti munculnya akun-akun media sosial yang berisi konten radikalisme.
"Kalau media sosial enggak bisa dibedakan (dari dalam negeri atau luar negeri)," kata dia.
Saat ini ada tim khusus yang memantau situs dan akun media sosial berisi konten radikalisme.
Pemerintah juga berharap masyarakat melapor bila mengetahui situs dan akun media sosial seperti itu kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.