"Di sana (Megamendung) kan tanpa bayar. Anggaran negara sedikit. Di sana kan Badan Diklat MA," kata Suhadi, saat dihubungi Kompas.com, Kamis pagi.
Ia menekankan, pemilihan lokasi di Bogor bukan untuk meminimalisasi pantauan publik atas proses yang berlangsung. Suhadi menjamin MA akan menyampaikan secara transparan hasil seleksi hakim ad hoc tipikor.
Menurut dia, sejumlah perwakilan masyarakat akan hadir memantau jalannya seleksi.
"Setelah ada putusan pansel akan diinfokan. Tahapnya setelah ini ada pengumuman. Diakumulasi antara nilai psikotesnya dengan wawancara," kata Suhadi.
Agenda seleksi pada hari ini adalah wawancara yang akan diikuti oleh 58 calon hakim ad hoc tipikor. Ada 10 orang anggota pansel yang akan menyeleksi, di antaranya, Topo Santoso (Universitas Indonesia), Nyoman Serikat (Universitas Indonesia), Artidjo Alkotsar (MA), Syarifuddin (MA), Zaharuddin Utama (pensiunan hakim agung), dan Komariah E. Sapardjaja (Universitas Padjadjaran).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.