Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Ribuan Orang Di-PHK, Daya Beli Menurun, Kenapa Diarahkan Bela Negara?

Kompas.com - 15/10/2015, 12:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani tak setuju dengan rencana pemerintah membuat program bela negara untuk 100 juta warga Indonesia. Menurut dia, sebelum warga disiapkan untuk membela negaranya, negara dulu yang harus membela warga.

"Tanggung jawab negara yang harusnya diarahkan membela rakyatnya sehingga negara tambah kuat. Kekuatan negara itu ada di rakyatnya, tapi ketika rakyatnya nganggur, makan kurang, daya beli kurang, itu negara akan lemah," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Menurut Muzani, rakyat tidak mungkin optimal membela negara dalam keadaan lapar, sakit, dan dirundung persoalan lainnya. Dengan demikian, sebaiknya bela negara diarahkan pada bagaimana memberikan kebutuhan dasar kepada rakyat secara cukup. (Baca: Hidayat Minta Kader PKS Dukung Program Bela Negara)

"Dalam situasi ekonomi yang sedang lesu, morat-marit puluhan ribu orang dirawat di rumah sakit Sumatera-Kalimantan karena asap, ribuan orang korban PHK, daya beli menurun, produktivitas menurun, kenapa diarahkan bela negara?" ujar Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR ini.

Selain itu, anggota Komisi I DPR ini mengaku tidak melihat adanya ancaman terhadap Indonesia yang begitu serius sehingga program bela negara harus dilakukan. Dia khawatir, anggaran yang akan dihabiskan untuk program ini nantinya hanya akan terbuang sia-sia. (Baca: Mendagri: Bela Negara Bukan Bentuk Militerisme)

"Ini bukan hanya fantastis jumlah kadernya, tapi fantastis juga biayanya. Sekian ratus triliun rupiah akan dihabiskan dalam sekian waktu yang panjang," ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan berencana merekrut 100 juta kader bela negara dari seluruh wilayah Indonesia mulai tahun ini. Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai menjadi pembicara kunci pada seminar nasional 25 tahun SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (12/8/2015).

"Saya harapkan 10 tahun ke depan sudah ada 100 juta kader bela negara. Kader-kader bela negara bertugas melakukan pertahanan negara jika sewaktu-waktu negara mendapat ancaman, baik nyata maupun belum nyata," kata dia. (Baca: Imparsial: Seharusnya Pemimpin yang Dikenakan Program Bela Negara, Bukan Rakyat)

Ryamizard mengatakan, negara dengan sistem bela negara yang kuat akan membuat negara itu kuat. Indonesia akan menjadi lebih kuat jika memiliki 100 juta kader bela negara.

Ia berencana membentuk 100 juta kader bela negara yang akan dilakukan melalui program ketahanan negara di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com