Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kosakata "Akan, Akan" Itu Banyak Sekali

Kompas.com - 13/10/2015, 15:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Selasa, 20 Oktober 2015, yang jatuh pada pekan depan, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla genap berumur satu tahun.

Tiga bulan sebelum dilantik sebagai presiden dan wapres, Jokowi dan Kalla berjuang untuk memenangi pemilihan presiden. Perjuangan itu antara lain terlihat dalam debat dengan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Hatta Rajasa. Mari kita lihat debat kelima di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, 5 Juli 2014. Mari kita kenang kembali sebagian debat itu.

Moderator debat, Sudharto P Hadi, bertanya tentang strategi Jokowi-Kalla menyerasikan pertumbuhan ekonomi, keadilan, aspek sosial, dan kelestarian lingkungan.

Jokowi dengan tenang antara lain mengatakan, "Kekurangan kita saat ini adalah melaksanakan. Merencanakannya, kita sudah banyak sekali."

Dalam debat selanjutnya, Prabowo bertanya kepada Jokowi, "Apakah Bapak setuju atau tidak kita harus menambah 2 juta hektar sawah?"

Dalam jawabannya, Jokowi mengulangi lagi pernyataan sebelumnya. "Yang kami pertanyakan, bagaimana melaksanakan, mengimplementasikan visi-misi itu," kata Jokowi balik bertanya kepada Prabowo.

"Karena, yang banyak sekarang adalah membuat visi-misi, membuat rencana, membuat wacana, tetapi tidak diimplementasikan, tidak segera dilaksanakan, tidak segera diputuskan. Itu problemnya," tutur Jokowi diiringi tepuk tangan para pendukungnya.

"Kalau hanya ingin, akan, akan, banyak sekali. Saya kira yang paling penting bagaimana mengimplementasikan ini, bagaimana bisa melaksanakan ini, betul-betul real, yang betul-betul konkret, yang betul-betul nyata, yang bisa betul-betul dirasakan manfaatnya oleh rakyat," begitu tegas Jokowi diiringi gemuruh tepuk tangan, tawa riang, dan siutan.

Dalam debat ini, Kalla juga mengajukan pertanyaan kepada Prabowo-Hatta. "Pada hari Kamis lalu di Bandung, Bapak bicara ada pihak-pihak yang ingin merombak demokrasi ke kleptokrasi, kekuasaan para maling-maling. Kami, Pak Jokowi dan partai pendukung kami, tidak ada yang namanya maling-maling itu, tidak ada maling di bidang energi, tidak ada mafia minyak, tidak ada mafia daging, tidak ada mafia beras, tidak ada mafia gula dan tembakau di dalam diri kami. Pidato Bapak itu ditujukan kepada siapa?" tanya Kalla saat itu.

Sejak debat itu, kata mafia minyak dan mafia bidang lainnya banyak dibicarakan orang di Indonesia. Namun, perbincangan mafia minyak dan gas menurun dan semakin lirih pada saat ini.

Tetapi, pekan lalu, Uchok Sky Khadafi dari Center for Budget Analysis mengatakan, dengan pembubaran Petral (Pertamina Energi Trading Limited), para mafia maling minyak belum reda. "Para pelakunya hanya berganti baju," ujarnya. (J Osdar)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Oktober 2015, di halaman 2 dengan judul "Kosakata 'Akan, Akan' Itu Banyak Sekali".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah Ke PSI, Berdampak Ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com