Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Wakil Wali Kota Surabaya Tuding KPUD Skenariokan agar Pilkada Ditunda

Kompas.com - 01/09/2015, 14:24 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, menduga Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya ikut melakukan skenario penundaan pilkada serentak di Surabaya. Menurut Whisnu, hal itu semakin terlihat saat KPU Surabaya menggugurkan pasangan lain dengan alasan yang dinilainya tidak masuk akal.

"Hampir semua elemen yang ada dalam Pilkada Surabaya terlihat sekarang ini. Sebelumnya, kita hanya bilang parpol sebagai begal pilkada, tetapi kemarin setelah putusan KPUD Surabaya, mata kita terbuka,"ujar Whisnu, saat ditemui seusai menghadiri sidang uji materi mengenai calon tunggal kepala daerah, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015).

Whisnu mengatakan, KPU Surabaya tidak menaati rekomendasi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Surabaya, yang meminta agar KPU melakukan verifikasi faktual mengenai berkas administrasi pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Rasiyo dan Dhimam Abror yang diusung Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat.

Sebelumya, dalam tahap verifikasi berkas persyaratan calon, terdapat kekurangan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi pasangan Rasiyo-Abror. Pasangan tersebut belum menyerahkan lembar asli Surat Keputusan DPP PAN mengenai pencalonan. Selain itu, menurut Whisnu, bukti pajak yang tidak dilengkapi Dhimam Abror dalam berkas pendaftaran, belum pernah disebutkan KPU sebagai syarat yang kurang dan harus dilengkapi.

Ia menilai, KPU Surabaya sengaja tidak memberitahukan kekurangan berkas tersebut, agar pasangan Rasiyo-Abror tidak lolos tahap verifikasi.

"Kami sudah melaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Mereka (DKPP) sudah melihat kejanggalan itu, maka kita minta DKPP membatalkan keputusan KPU Surabaya," kata Whisnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com