Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Orangtua Korban Penculikan Minta Nomor Ponsel Menkumham Yasonna Laoly

Kompas.com - 20/08/2015, 17:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Utomo Rohardjo mengacungkan jari di ujung pertemuannya dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. "Pak Menteri, bolehkah kasih ke saya nomor handphone Bapak?" tanya Utomo sembari tersenyum.

Pria yang jauh-jauh berangkat dari kampung halamannya di Malang, Jawa Timur, sejak 16 Agustus 2015 lalu itu sedikit ragu. Apakah sang menteri akan memberikan nomor ponselnya? Rupanya, sedetik kemudian, Yasonna melempar senyum.

"Ya boleh dong, Pak," ujar Yasonna sembari menyuruh ajudannya untuk menulis nomor ponselnya di secarik kertas.

Utomo memperkuat argumennya mengapa ia membutuhkan jaringan pribadi ke orang nomor satu di Kemenkumham itu. "Karena rumah saya jauh Pak, di Malang, saya tidak mungkin sering datang ke Jakarta. Jadi, saya minta perkembangannya saja," ujar Utomo.

Yasonna pun mengangguk. Utomo datang ke ruang kerja sang menteri di kantornya, Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (20/8/2015), tidak sendirian. Ia datang bersama orangtua korban penculikan aktivis tahun 1997 dan 1998 silam. Mereka juga didampingi aktivis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), dan Asian Federation Involuntary Disappearances (AFAD).

Yakin diakomodasi

Kedatangan Utomo dan para aktivis adalah dalam rangka menagih peran emerintah untuk menyelesaikan perkara penghilangan paksa anak-anaknya, 18 tahun silam. Ditemui seusai pertemuan yang berlangsung secara tertutup, Utomo dan para aktivis mengaku belum mendapat kepastian terkait penyelesaian perkara yang masuk kategori pelanggaran berat HAM itu.

"Akan tetapi, pemerintahan sekarang ini kayaknya memenuhi keinginan kami. Paling tidak, ada harapanlah untuk ke arah situ," ujar Utomo.

Keinginan Utomo, pemerintah membentuk tim untuk memastikan keberadaan anggota keluargannya yang telah dinyatakan hilang. Entah dari mana, Utomo merasa keyakinan itu datang dengan sendirinya dan terasa olehnya.

"Ya kalau hanya basa basi, kita bisa bacalah ya. Kali ini sepertinya tidak. Tadi kami betul-betul bicara dari hati ke hati dengan Pak Menteri, sangat personal," ujar Utomo.

Utomo ingat betul pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ketika dia dan rekan seperjuangan menemui Menkumham dan pejabat terkait demi penyelesaian kasus yang sama. Saat itu, Utomo merasa bahwa pertemuan itu hanyalah "pemanis".

"Kalau dulu-dulu sangat normatif. Kami sering diterima menjelang shalat Jumat. Itu trik supaya cepat selesai. Baru ngobrol sebentar, sudah azan, biasanya begitu," lanjut Utomo.

Sesuai kesepakatan bersama, pertemuan dengan Yasonna kali ini bukan yang terakhir, melainkan yang pertama. Mereka berencana bertemu lagi untuk menindaklanjuti keinginan keluarga korban kasus penghilangan paksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com