Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Darsiti, Perempuan "Penghambat" Pembangunan Tol Pejagan-Brebes Timur

Kompas.com - 14/07/2015, 12:41 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


PEJAGAN, KOMPAS.com
 Tanah seluas 721 meter persegi dan empat bangunan di atasnya dengan status kepemilikan sertifikat hak milik (SHM) menjadi pembicaraan panas selama setahun terakhir. Betapa tidak, karena tanah dan properti yang masih berdiri tegak itulah, pembangunan Tol Pejagan-Brebes Timur yang dibangun PT Waskita Toll Road menjadi terhambat. 

Aset tanah dan properti tersebut diketahui milik Darsiti binti Umar. Siapa dia?

Darsiti merupakan perempuan pebisnis yang energetik dan penuh perhitungan matang. Saat ditemui Kompas.com pada Senin (13/7/2015), Darsiti tengah menjaga dua kiosnya di Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Brebes Timur, Kabupaten Brebes. 

Satu kios dia gunakan sebagai toko kelontong dengan berbagai macam barang konsumsi yang dijajakan, termasuk sembilan bahan kebutuhan pokok, peralatan rumah tangga, dan juga barang-barang penunjang aktivitas pertanian dan peternakan.

Sementara itu, kios lainnya dia manfaatkan sebagai toko material bahan bangunan yang menyediakan seng, saniter, keramik, kaca, paku, dan sebagainya.

"Saya ini pengusaha. Saya tahu hitung-hitungan nilai tanah dan bangunan. Jadi, kalau tanah dan rumah saya mau digusur, pemerintah harus mau bayar ganti rugi sesuai tawaran saya," ujar Darsiti. (Baca: Waskita Optimistis Tol Pejagan-Brebes Timur Kelar Agustus 2016)

Darsiti bercerita dengan semangatPada sembilan tahun lalu atau 2006, dia ditawari oleh Sularto, staf pembebasan tanah dari Pemerintah Kabupaten Brebes, untuk melepas tanahnya senilai Rp 150.000 per meter persegi. 

"Itu pertemuan pertama staf Pemkab Brebes dengan warga Rancawulu. Tapi, saya tidak mau dengan tawaran itu karena terlalu murah. Padahal, tanah saya ada di pinggir jalan," kata Darsiti.

Kompas.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto aerial tanah dan rumah Daristi binti Umar di Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. KOndisi aktual pada Senin (13/7/2015).


Gagal mencapai kesepakatan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua pun digelar. Namun, Darsiti tak kunjung mau melepas lahannya karena harga penawaran dari Sularto dinilai terlalu rendah, yakni Rp 165.000 per meter persegi, hingga pertemuan terakhir naik menjadi Rp 595.000 per meter persegi.

Meski penawaran terus naik, nilainya masih di bawah harga yang dipatok Darsiti, yakni Rp 1,5 juta per meter persegi. Dengan memperhitungkan kenaikan nilai komersial pasca-penggarapan Tol Pejagan-Brebes Timur, Darsiti pun meningkatkan penawaran menjadi Rp 2 juta per meter persegi.

Sementara itu, dari penghasilan sebagai pengusaha material bangunan saja, ibu empat anak yang cekatan ini bisa meraup omzet Rp 300.000 per hari atau Rp 9 juta per bulan. Kalau dihitung selama setahun, Darsiti mampu mendulang omzet senilai Rp 108 juta. 

"Karena itu, sampai saat ini, saya tetap mempertahankan tanah dan bangunan di atasnya. Saya punya komitmen dan konsisten mempertahankan harga segitu. Kalau mau, silakan diambil, kalau tidak, ya monggo. Saya masih punya usaha kok. Silakan saja melewati rumah saya," kata Darsiti.

 

Kompas.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto aerial lahan dan rumah Darsiti binti Umar di Desa Rancawulu, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Kondisi aktual pada Senin (13/7/2015).

Berbatasan beton

Dalam pantauan Kompas.com, tanah dan rumah Darsiti sudah dikelilingi jalan yang sudah diperkeras. Bahkan, di sebelah timur rumah Darsiti, telah berdiri beton penyangga jembatan Tol Pejagan-Brebes Timur. 

Terhadap hal ini, Darsiti pun tak mau ambil pusing. Menurut dia, silakan saja PT Waskita Toll Road membangun, tetapi dia tetap tidak akan melepaskan haknya begitu saja. 

"Sampai saat ini, saya belum mengubah pendirian sejak sembilan tahun lalu, yakni Rp 1,5 juta per meter persegi. Saya tak mau muluk-muluk. Saya ingin hak saya dihargai karena tanah dan bangunannya masing-masing sudah dilengkapi SHM," ujar Darsiti. 

Berikut video perjalanan Tim Kompas.com menyusuri tol darurat Pejagan-Brebes:

Berikut video mengenai Darsiti yang masih bersikeras mempertahankan tanahnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com