Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samad Bantah Salah Gunakan Wewenang sebagai Pimpinan KPK

Kompas.com - 24/06/2015, 17:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad membenarkan pertemuan dirinya dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Joko Widodo pada 2014 lalu. Namun, dia menampik pertemuan dengan keduanya disebut penyalahgunaan wewenang sebagai Ketua KPK.

Ia menegaskan, tidak ada agenda politik yang melatarbelakangi pertemuannya dengan Jokowi. Pertemuan tersebut terbuka lantaran diliput wartawan.

"Kalian wartawan kan hadir semua di sana. Jadi, itu bukan pertemuan tertutup. Saya ingat betul, wartawan main-main ke saya. Saya diminta duduk berdampingan dengan Pak Jokowi. Jadi, tidak ada masalahlah soal itu," ujar Samad seusai diperiksa penyidik Bareskrim Polri di Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Sementara itu, pertemuan Samad dengan Hasto di Apartemen the Capital Residences, kawasan SCBD, diakuinya juga bukan terkait barter perkara atau agenda politik menjelang Pemilu Presiden 2014. Samad menyebut, pertemuan itu ialah untuk menerima laporan Hasto soal kejanggalan Pilkada Bali.

Kuasa hukum Samad, Saor Siagian, menambahkan, Ketua sementara KPK Taufiqurrachman Ruki telah mengeluarkan surat ke pimpinan Polri untuk menghentikan penanganan perkara Samad. Menurut Saor, kalaupun ada pelanggaran yang dilakukan Samad, hal itu bukan tindak pidana.

"Ini soal ranah etika. Itu kan ada suratnya yang ditandatangani pemimpin KPK saat ini," ujar Saor.

Namun, Saor menegaskan bahwa kliennya akan tetap mematuhi proses hukum di Polri. Memenuhi panggilan penyidik hari ini, lanjut Saor, merupakan salah satu indikator bahwa pihak Samad sangat menghormati hukum. (Baca: Abraham Samad: Luar Biasa, Ini Pemeriksaan Paling Profesional dan Manusiawi)

Dalam salinan surat panggilan penyidik, Samad disangka secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan pihak yang mempunyai hubungannya dengan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani KPK pada Maret dan April 2014 di Apartemen the Capital Residences kawasan SCBD Jakarta Pusat dan di salah satu tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perkara yang menimpa Samad berawal dari laporan Direktur Eksekutif KPK Watch Yusuf Sahide pada awal 2015. (Baca: Hasto Akui Pertemuan Abraham dengan Para Petinggi Parpol Bahas Cawapres)

Laporan itu didasarkan dari pernyataan Hasto Kristiyanto yang mengatakan Samad melakukan lobi politik ke dirinya agar bisa mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden dalam Pemilu 2014. (Baca: Saksi Sebut Abraham Inisiator Pertemuan dengan Hasto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com