Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Aktivis dan Akademisi Didorong Jadi Pimpinan KPK

Kompas.com - 24/06/2015, 12:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Ginting mengatakan, kelompok masyarakat sipil yang terdiri dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat terus mendorong sejumlah pihak untuk mengikuti seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, orang-orang tersebut memiliki kompetensi yang mumpuni menjadi pimpinan KPK.

"Kelompok masyarakat sipil secara intensif rutin mengadakan konsolidasi dan mendekati sosok-sosok potensial untuk menjadi pimpinan KPK," ujar Miko melalui pesan singkat, Rabu (24/6/2015).

Namun, Miko enggan menyebutkan nama-nama yang dinilainya potensial menjadi pimpinan KPK. Kerahasiaan tersebut dijaga untuk memberi ruang kepada mereka mempersiapkan pendaftaran. (baca: Pansel KPK Lihat Personal Pendaftar, Tak Lihat Institusi Asal)

"Kesepakatan bersama, supaya calon yang bersangkutan tenang mengurus pendaftaran," kata Miko.

Miko mengatakan, sebagian besar sosok yang didorong LSM berlatar belakang aktivis antikorupsi dan akademisi. Namun, tidak menutup kemungkinan ada sosok lain yang dinilai cakap menjadi pimpinan KPK dari latar belakang lain seperti pejabat institusi. (baca: Jaksa Agung: Ini Bukan Calon Pimpinan KPK Titipan)

"Karena saat ini masih tahap mendorong sosok, prosesnya dinamis. Sosok yang didorong bisa bertambah," kata dia.

Menurut Miko, sebagian pihak yang didorong tersebut sudah mendaftar dan mengurus berkas pendaftaran. Namun, ada juga beberapa dari mereka yang menolak mendaftar.

"Beberapa orang tersebut sebagian sudah mendaftar, sedang mengurus berkas pendaftaran, dan belum bersedia untuk mendaftar," kata Miko.

Sebanyak 256 orang telah mendaftar sebagai capim KPK hingga Selasa (23/6/2015) sore. Mayoritas latar belakang pekerjaan para pendaftar, yakni advokat, dosen, dan pegawai negeri sipil (PNS).

Pansel KPK telah memperpanjang waktu pendaftaran dari 24 Juni menjadi 3 Juli 2015 pukul 12.00. (baca: 256 Orang Daftar Capim KPK, Mayoritas Advokat, Dosen, PNS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Safenet: Kalau 'Gentleman', Budi Arie Harusnya Mundur

Safenet: Kalau "Gentleman", Budi Arie Harusnya Mundur

Nasional
Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Nasional
Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com