Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Pejabat Tak Mudah Dipidana karena Ambil Keputusan

Kompas.com - 19/06/2015, 18:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan perlunya kesepahaman aparat penegak hukum terkait dengan pengambilan kebijakan. Dia berharap agar pejabat tak mudah dipidana hanya karena mengambil suatu kebijakan.

"Jangan orang yang membuat kebijakan itu diadili, sehingga orang takut membuat keputusan. Itu juga yang harus dihindari. Makanya dalam rapat itu diinginkan supaya kalau dia buat keputusan jangan mudah untuk dituduh melanggar undang-undang," ujar Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan di Istana Kepresidenan, Jumat (19/6/2015).

Hari ini, Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas tentang strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua sementara Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrachman Ruki, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan M Yusuf, dan sejumlah menteri.

Menurut Luhut, presiden ingin agar kejaksaan, KPK, dan kepolisian membuat kesepakatan soal posisi pejabat yang mengambil kebijakan. Sebab, pejabat menjadi khawatir dalam membuat kebijakan yang menyebabkan lamanya proses pembangunan.

"Jangan apa namanya, tidak ada uang negara yang dirugikan, (tapi) diklaim ada uang negara yang dirugikan," ucap Luhut.

Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2000 lalu itu mencontohkan kasus mantan Direktur Utama PLN Dahlan Iskan. Menurut Luhut, kasus yang menimpa Dahlan telah membuat banyak pejabat di PLN ketakutan.

"Kalau memang benar merugikan negara itu boleh, tapi kalau dia membuat kayak research terjadi, enggak bisa dong. Karena research itu dianggap merugikan negara. Ke depan, kami mau speed up semuanya tapi pasti ada lah nyerempet sedikit yang bisa terus dimanfaatkan. 'Eh kamu korupsi'. Jangan begitu juga," ujar Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com