Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Seharusnya Kementerian PPA Leading untuk Pakai Perspektif Adil Gender"

Kompas.com - 08/02/2015, 18:50 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan Perempuan Indonesia mengkritisi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang kurang berperan dalam memperjuangkan nasib perempuan di Indonesia.

Terlebih saat sedang ada isu-isu yang merendahkan martabat perempuan, kementerian dirasa tidak tampil dan memberikan dukungan.

"Mana suaranya pas lagi ramai-ramainya tes keperawanan? Seharusnya Kementerian PPA leading untuk pakai perspektif adil gender," kata Lita Anggraini, anggota salah satu organisasi Jaringan Perempuan Indonesia, JALA PRT, kepada Kompas.com, Minggu (8/2/2015).

Lita menjelaskan, wacana tes keperawanan memang bukan hal baru. Wacana tersebut dulu sempat diangkat tetapi perlahan mulai tidak terdengar. Kemudian saat wacana ini didengungkan lagi sekarang, Kementerian PPA pun sama sekali tidak berkomentar.

Dengan begitu, wacana ini seakan dibiarkan begitu saja tanpa adanya pembelaan atau klarifikasi apakah hal tersebut pantas atau tidak dari sudut pandang kementerian yang khusus mengatur tentang perempuan. [Baca: Jokowi dan Para Menteri Dinilai Abaikan Nasib Perempuan]

Perspektif adil gender sendiri yang dimaksud oleh Lita adalah peraturan yang tertuang dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarus-utamaan Gender (PUG). Dari perspektif ini, seharusnya tidak ada lagi diskriminasi terhadap perempuan di seluruh lini kehidupan dan di bidang apapun.

Namun, kata dia, Kementerian PPA sendiri tidak memasukkan salah satu peraturan yang diskriminatif, yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, ke dalam agenda perubahan.

Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesetaraan Gender yang telah diusung oleh Kementerian PPA pun tidak masuk dalam agenda prioritas Prolegnas tahun 2015. Padahal, RUU ini sudah 11 tahun hanya sebatas di pembahasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Meski demikian, Lita berharap kalau Kementerian PPA juga bisa mendorong seluruh program-program di kementerian lain agar tidak merugikan dan bisa memberikan kesempatan luas kepada seluruh perempuan di Indonesia.

Seperti mendorong kebijakan yang menguntungkan di Kementerian Tenaga Kerja bagi para tenaga kerja wanita di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com