Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Minta Nelayannya Dibebaskan dari Tuduhan Illegal Fishing

Kompas.com - 19/12/2014, 16:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina meminta pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan, nelayan Filipina yang ditangkap di perairan Indonesia dibebaskan dari tuduhan 'illegal fishing'.

"Ya, mereka minta pemerintah Indonesia buat pernyataan bahwa pergerakan mereka adalah nelayan tradisional, bukan pencurian hasil laut," ujar Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad kepada Kompas.com, Jumat (19/12/2014).

Sudirman mengatakan, permintaan tersebut ditanggapi baik oleh pemerintah Indonesia. Sebab, pemerintah Filipina merespons proses pemulangan nelayan asing yang ditangkap di perairan Berau, Kalimantan Timur dengan baik.

Sudirman mengatakan, tindak lanjut dari permintaan tersebut adalah penandatanganan nota kesepahaman pemerintah Indonesia dan Filipina soal penanganan nelayan Filipina yang masuk ke perairan Indonesia tanpa izin, begitu juga sebaliknya.

"Dengan MoU itu, diharapkan penanganan nelayan Filipina tidak berizin di perairan kita jadi lebih baik. Malah, diharapkan tidak ada lagi mereka di area kita," lanjut Sudirman.

Diberitakan, satuan keamanan laut Indonesia menangkap 676 jiwa manusia perahu yang juga menjadi nelayan asing di perairan Berau, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu. Sebanyak 88 di antaranya merupakan warga negara Filipina.

Sementara sisanya warga negara Malaysia. Proses pemulangan nelayan asing Filipina cenderung lebih cepat daripada dengan Malaysia. Begitu pemerintah Indonesia selesai mengidentifikasi warga negara 676 jiwa itu, pemerintah Filipina langsung merespon dengan mengirimkan perwakilan ke Indonesia demi membahas pemulangan warga negara mereka sesegera mungkin.

Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad memastikan bahwa mereka akan dipulangkan sebelum 25 Desember 2014 mendatang. (Baca: Nelayan Asing Asal Malaysia Ditelantarkan Pemerintahnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com