Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: 40,9 Juta Penduduk Tinggal di Daerah Rawan Longsor

Kompas.com - 15/12/2014, 18:49 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, data yang dimiliki BNPB menunjukkan, sekitar 40,9 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di kawasan rawan longsor. Mereka tinggal di 247 kabupaten/kota yang masuk dalam kategori rawan longsor dengan tingkat ancaman sedang-tinggi.

"Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia penuh daerah rawan longsor," ujar Sutopo, dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Pusat, Senin (15/12/2014).

Sutopo menjabarkan, dari jumlah 40,9 juta jiwa itu, terdapat 4,28 juta jiwa balita, 323.000 disabilitas, dan 3,2 juta lansia. Ketiga kelompok ini, kata Sutopo, memiliki kemampuan menghindar dan proteksi diri yang sangat minim.

Ia mengatakan, berdasarkan kepulauan, wilayah dengan kondisi alam rawan longsor terdapat di Pulau Jawa bagian tengah hingga selatan, Pulau Sulawesi bagian tengah, Kalimantan bagian utara dan tengah, serta Maluku dan Papua.

Ada pun, wilayah rawan longsor yang paling mengancam keselamatan warga, kata Sutopo, terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Menurut Sutopo, di tiga provinsi tersebut, banyak masyarakat yang sengaja memilih tinggal di daerah rawan longsor, seperti di dekat perbukitan. Sementara itu, ada tiga kabupaten/kota yang masuk dalam kategori paling rawan yaitu Wonogiri, Bogor, dan Wonosobo.

Sutopo mengatakan, ancaman terhadap masyarakat yang tinggal di kawasan rawan longsor semakin tinggi karena kurangnya pengetahuan warga untuk tanggap bencana, mau pun kebijakan publik yang diambil pemerintah daerah. Padahal, menurut Sutopo, BNPB sudah menunjukkan data-data tersebut kepada pemerintah.

Meski demikian, menurut Sutopo, di beberapa wilayah, pemerintah daerah telah berhasil merelokasi warga ke tempat yang lebih aman. Namun, ada keterbatasan lahan relokasi.

"Dulu di Banjarnegara rumahnya sudah ada yang direlokasi. Di Karanganyar juga semuanya direlokasi. Tapi tidak mungkin mereka kita pindahkan semua. Di dekat pantai nanti ada bahaya tsunami, dekat gunung, takutnya ada gunung meletus," kata Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com