Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Wakil Menkeu, Penggunaan Dana Optimalisasi Perlu Ditinjau Ulang

Kompas.com - 01/12/2014, 19:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tengah meninjau ulang penggunaan dana optimalisasi untuk kementerian dan lembaga. Mardiasmo menilai, peninjauan tersebut untuk melihat apakah penetapan dana optimalisasi yang dianggarkan oleh DPR sesuai dengan rencana kerja pemerintah.

"BPKP sedang mereview, apakah dana optimalisasi itu memang sudah ada diposkan seperti itu, sudah ada jalannya," ujar Mardiasmo di Jakarta, Senin (1/12/2014).

Menurut Mardiasmo, penetapan dana optimalisasi tidak termasuk dalam rencana kerja pemerintah, namun anggaran tersebut muncul secara tiba-tiba. Seharusnya, kata dia, penetapan dana optimalisasi pun harus dimasukkan dalam rencana strategis pemerintah dan dibicarakan bersama Menteri Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

"Semua harus ada rencana strategisnya dan pembicaraan tripartit dengan Menteri Keuangan, Bappenas, dan Menteri teknis plus persetujuan komisi DPR dengan mitra kerjanya," kata Mardiasmo.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pajak ini, mengatakan, Menteri Keuangan akan memanggil BPKP untuk memaparkan hasil peninjauan tersebut dan membawanya ke sidang kabinet. Ia menambahkan, Kementerian Keuangan juga akan melibatkan KPK dalam peninjauan ulang tersebut.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas menilai ada beberapa celah yang berpotensi dikorupsi dari dana optimalisasi. Menurut dia, pengalokasian dana optimalisasi tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dengan demikian, Busyro menganggap perlu adanya perbaikan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional untuk meminimalisir penyimpangan penetapan dana optimalisasi.

Oleh karena itu, kata Busyro, KPK mengimbau agar mekanisme terkait pembahasan anggaran antara kementerian dan lembaga dengan DPR disempurnakan. Selain itu, menurut Busyro perlu adanya penguatan regulasi terkait kriteria pengalokasian dan penggunaan dana optimalisasi dan memformalkan perubahan rencana kegiatan pemerintah agar tidak terus berubah.

Busyro menambahkan, perlu adanya kajian lanjutan terkait proses penganggaran yang transparan dan akuntabel serta pembenahan sistem informasi perencanaan dan penganggaran dengan harmonisasi nomenklatur, kode program serta kegiatan sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian dan lembaga (RKA-K/L) dan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD), dan menjaga konsistensi dan kesinambungan RAPBN dan RAPBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com