Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Penyelamat Partai Golkar Mengaku Hanya Nonaktifkan Aburizal, Bukan "Kudeta"

Kompas.com - 27/11/2014, 06:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim penyelamat Partai Golkar mengeluarkan empat seruan menyikapi situasi terakhir yang terjadi di partai berlambang beringin tersebut, termasuk menonaktifkan Ketua Umum Aburizal Bakrie. Meski begitu, tim membantah melakukan "kudeta" terhadap kepemimpinan Aburizal, melainkan hanya mengambil-alih kepemimpinan dalam rangka pelaksanaan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar. 

"Nonaktifkan Ketua Umum Aburizal Bakrie, mengambil alih tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan Munas. Komitmen tinggi kami untuk dilakukan Munas secara demokratis, baik penyelenggaraan atau materi yang dibahas," kata Ketua Tim Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono dalam konferensi pers di kediamannya, Jakarta, Rabu (26/11/2014) malam.

Hal senada juga disampaikan politikus Partai Golkar Agun Gunanjar Sudarsa yang ikut hadir dalam konferensi pers. Tim penyelamat, menurut Agun, tidak mengambil-alih DPP secara keseluruhan.

"Kalau kata 'presidium' secara formil seolah-olah mengambil alih. Padahal DPP sekarang ini, ya tetap DPP yang ada, dengan Sekjen yang sudah ada, dengan Wakil Ketuanya tetap," ujar Agun.

Menurut Agun, tim penyelamat hanya menonaktifkan Aburizal sebagai ketua umum. Sebab, dalam proses pengambilan keputusan terkait Munas, Aburizal dianggap tidak memiliki tanggung jawab dan hanya memikirkan kepentingannya semata. 

"Khusus untuk ketua umum, karena dia tidak bertangung jawab. meninggalkan rapat dengan semena-mena, tidak mampu lagi kendalikan rapat, tidak mampu lagi hadir di rapat. Bahkan menugaskan Theo (Wakil Ketua Umum Theo L. Sambuaga) untuk mengambil keputusan yang substansinya sama, secara sepihak tidak mendengearkan aspirasi. itu adalah pemimpin yang diktator, tidak demokratis," papar Agun.

Namun, Aburizal menilai pembentukan presidium penyelamatan Partai Golkar oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono tidak sah. Menurut Aburizal, pembentukan presidium tersebut tidak berlandaskan aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar.

"Presidium ini tentu tidak sah. Tidak ada dalam AD/ART Golkar pembentukan presidium seperti itu," ujar Aburizal di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Selain itu, kata Aburizal, pembentukan presidium penyelamatan partai dilakukan setelah rapat pleno ditutup oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga yang ditunjuk untuk memimpin rapat. Menurut dia, keputusan rapat pimpinan nasional yang menetapkan penyelenggaraan munas pada 30 November mendatang harus diterima oleh semua kader.

"Keputusan Rapimnas adalah keputusan tertinggi setelah munas. Setiap kader Golkar, apalagi pengurus, harus menghormati," kata Aburizal. (baca: Aburizal: Pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar Tidak Sah!)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com