Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pilpres 2014 Milik Jokowi dan Prabowo

Kompas.com - 01/05/2014, 19:11 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Pemilihan Presiden 2014 diprediksi hanya akan diisi oleh dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden, yakni Joko Widodo (Jokowi) dari PDI Perjuangan dan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra. Bakal calon presiden dari partai lain diprediksi akan bergabung bersama dua poros tersebut karena kesulitan membentuk poros baru.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengungkapkan, poros pertama akan dipimpin oleh PDI-P yang mengusung Jokowi sebagai calon presidennya. Poros ini, menurut dia, akan terdiri dari partai yang memiliki kultur ideologi relatif sama dengan PDI-P. Satu yang sudah pasti adalah Partai Nasdem. Partai lainnya yang diprediksi akan bergabung adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Dengan PDI-P sebagai leading party-nya, dan kalau PPP jadi masuk, maka akan mendapat (hasil pileg) sekitar 41,75 persen," kata Siti dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Kamis (1/5/2014).

Poros kedua, kata Siti, adalah poros yang dipimpin oleh Gerindra. Poros ini akan lebih heterogen karena ingin membangun koalisi yang lebih besar. Siti mengatakan, berdasarkan pengamatannya, saat ini ada dua partai yang telah memberi sinyal kuat untuk bergabung dengan Gerindra, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Bergabungnya tiga partai ini akan membuat Gerindra dapat mengusung Prabowo sebagai capres karena mendapat total suara di pileg sekitar 26,27 persen.

Selain dua poros koalisi itu, ada satu poros lain yang digagas Golkar. Kemungkinan, kata Siti, akan menggandeng Partai Demokrat dan Hanura. Total suara dari gabungan tiga partai itu mencapai sekitar 29,45 persen.

"Tapi poros Golkar tidak aman karena elektabilitas capresnya rendah. Besar kemungkinan Demokrat ke Gerindra karena banyak partai yang tidak siap untuk oposisi," kata Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com