Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Dalami Isu Pelanggaran HAM Terkait Prabowo

Kompas.com - 29/04/2014, 18:14 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera tak mengesampingkan isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang selama ini ditujukan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring, partainya mendalami isu tersebut selama penjajakan koalisi dengan Gerindra.

"Ya itu juga sedang didalami dan ada juga jawaban dari Pak Prabowo, apa situasi yang terjadi saat itu kan juga belum clear bagi kita. Kalau ada tuduhan-tuduhan, ya macam-macam lah ya," kata Tifatul di Istana Negara, Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Selama ini, Prabowo kerap dikaitkan dengan isu pelanggaran HAM. Sebelumnya, 23 LSM meminta masyarakat untuk tidak melupakan peristiwa penculikan aktivis pada tahun 1997-1998. Mereka menyebut Prabowo terlibat dalam peristiwa penculikan aktivis tersebut. Tuduhan ini pun sudah dibantah Prabowo dalam sejumlah kesempatan.

Tifatul juga mengatakan, upaya penjajakan koalisi PKS dengan Gerindra belum final. Tim internal PKS masih bekerja menghimpun pandangan-pandangan dari para kader mengenai kemungkinan ini. Nantinya, hasil kajian tim akan dibahas dalam rapat Majelis Syuro.

Sebelumnya, PKS membentuk tim sebagai respons atas surat yang disampaikan Prabowo. Dalam surat itu, Prabowo mengajak PKS berkoalisi dalam pemilihan presiden.

Selain Gerindra, kata Tifatul, PKS juga diajak secara lisan untuk berkoalisi dengan Partai Golkar. Dari suara-suara yang dihimpun sejauh ini, menurut Tifatul, banyak yang mengusulkan PKS berkoalisi dengan Gerindra. Namun, ada juga yang menginginkan PKS memperkuat koalisi partai-partai Islam.

"Sebenarnya saya ingin memperkuat partai Islam untuk bargaining power saja. Kalau kita bersatu kan kuat tuh, mau jadi capres, cawapres, belakangan saja, atau kita enggak usah jadi apa-apa deh, yang penting kita bersatu," ujarnya.

Mengenai bakal calon wakil presiden yang mungkin diajukan PKS untuk mendampingi Prabowo, Tifatul enggan menyebut nama. Dia juga mengatakan, tidak ada keputusan yang menyebutkan bahwa bakal calon presiden PKS yang terpilih melalui pemilihan raya (pemira) PKS akan diajukan sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo.

"Tidak ada keputusan seperti itu, bahkan kita ingin dengan partai-partai ini, ketua majelis syuro, buka saja semua di atas meja, berkoalisi dengan membentuk koalisi besar, terbukalah di situ, siapa terbaik jadi cawapres dan itu tidak harus dari PKS," papar Menteri Komunikasi dan Informatika ini. 

Adapun, rapat Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Minggu (27/4/2014) memutuskan membentuk tim untuk lebih serius menjajaki koalisi bersama Partai Gerakan Indonesia Raya dan mendukung pengusungan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden. Partai ini menyatakan keinginan kuat untuk dapat berkoalisi dengan Gerindra. Tim tersebut akan dipimpin Taufik, beranggotakan Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid; Wakil Ketua DPR Shohibul Iman; Wakil Ketua Komisi III DPR Muzzamil Yusuf; dan Bendahara PKS Mahfudz Abdurrahman.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufik Ridho, PKS memilih berkoalisi dengan Gerindra karena baru partai tersebut yang mengirimkan surat resmi ke PKS soal koalisi. Sementara, partai lain baru melakukan komunikasi informal. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com