Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Nasional Tak Tentu Arah

Kompas.com - 19/02/2014, 08:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama ini pendidikan nasional tidak menentu arah dan tujuannya. Padahal, dalam masyarakat dunia yang berubah cepat, tujuan pendidikan suatu bangsa haruslah jelas. Meskipun harus dinamis mengikuti perkembangan zaman, tujuan pendidikan nasional harus tetap bertolak pada kebudayaan Indonesia.

Demikian pokok persoalan yang mengemuka dalam Konvensi Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bertema ”Pendidikan Indonesia dan Daya Saing Bangsa”, di Bentara Budaya Jakarta, dan dibuka pada Selasa (18/2).

Sejumlah pembicara yang hadir pada konvensi ini, antara lain, adalah mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPR Marzuki Alie, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Sri-Edi Swasono, Guru Besar Pendidikan (Emeritus) Universitas Negeri Jakarta HAR Tilaar. Acara dibuka oleh Ketua Umum PGRI Sulistiyo.

Pakar pendidikan HAR Tilaar menegaskan, pendidikan di Indonesia belum memiliki arah tujuan yang jelas untuk menyiapkan manusia-manusia yang cakap, kreatif, dan bertanggung jawab. Padahal, Indonesia sudah harus menciptakan generasi emas yang diharapkan bisa memajukan kehidupan bangsa.

”Neoliberalisme sudah masuk ke dunia pendidikan sehingga arah pendidikan menjadi tidak jelas seperti sekarang,” kata Tilaar.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Syawal Gultom membenarkan sistem pendidikan Indonesia harus direformasi karena sistem yang ada selama ini tidak menjawab kebutuhan zaman. Salah satu caranya dengan memberlakukan Kurikulum 2013 di semua sekolah mulai tahun ini.

”Karakter anak didik kita terlebih dahulu yang harus diperbaiki dan ini yang menjadi tujuan Kurikulum 2013. Spektrum sekolah atau pendidikan seperti apa yang bisa menjawab kebutuhan zaman, itu yang harus dipikirkan,” kata Syawal.

Kuncinya pada guru

KOMPAS/Raditya Helabumi Presiden Republik Indonesia ke 3 BJ Habibie berbincang dengan sejumlah awak media dalam Konvensi Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia di Bentara Budaya, Jakarta, Selasa (18/2), Konvensi akan berlangsung selama dua hari.

Tilaar mengatakan, kunci perubahan dalam pendidikan serta membangun sumber daya manusia berkualitas sepenuhnya ada di tangan guru.

”Karena perannya yang sangat penting, guru wajib dilibatkan secara aktif dalam perumusan kebijakan pendidikan. Sayangnya, selama ini guru atau organisasi guru tidak dilibatkan secara aktif oleh pemerintah,” kata Tilaar.

Untuk meningkatkan peran guru, Tilaar mengusulkan agar penanganan guru kembali disentralisasi. Sebab, dengan desentralisasi, guru seperti sekarang. Guru sering dijadikan komoditas politik oleh elite politik lokal. Guru sering dalam posisi terjepit karena dilibatkan dalam aktivitas politik.

Syawal menambahkan, kualitas mayoritas guru yang masih rendah bukan sepenuhnya salah guru. Ini disebabkan selama ini guru jarang mendapatkan pelatihan. Oleh karena itu, mulai tahun ini guru akan memperoleh pelatihan berkala secara spesifik pada kebutuhan materi-materi yang dirasa menjadi kekurangan setiap guru.

Jusuf Kalla pada kesempatan ini mengemukakan, pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan kemampuan bangsa melakukan sesuatu agar bisa bersaing dengan komunitas internasional. Kemampuan itu lebih dititikberatkan pada keterampilan dan penguasaan pada teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Ujian nasional

Untuk mengukur kemampuan bangsa, ujar Kalla, bisa dilakukan mulai dari membuat standar nilai kelulusan yang tinggi (dilihat dari hasil ujian nasional) bagi peserta didik. Jika sekarang standar kelulusan 5,5, bisa jadi tahun depan standar nilai dinaikkan menjadi 6,5.

”Harus dinaikkan secara bertahap. Anak-anak memang harus bekerja keras. Tidak ada bangsa yang bisa maju tanpa kerja keras. Tidak ada yang bisa maju tanpa belajar dan target yang jelas,” kata Kalla.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com