Menurut Abraham, ada yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia. Ia menilai pendidikan lebih menitikberatkan kecerdasan kognitif dan melupakan kecerdasan emosional. Tolok ukur kecerdasan terletak pada nilai hasil ujian, bukan pada proses siswa mendapatkan nilai tersebut.
"Ada yang salah dengan dunia pendidikan kita. Contohnya sistem UN (Ujian Nasional), pemerintah menerapkan standardisasi, artinya, pendidikan kita berorientasi memacu anak-anak pintar secara intelektual saja," kata Abraham.
Sistem pendidikan seperti itu, kata Abraham, hanya akan mendorong siswa fokus pada hasil akhir. Padahal, seharusnya pemerintah dapat membuat sistem pendidikan yang membangun kecerdasan emosional siswa agar dapat berperilaku jujur sejak bangku sekolah.
Sadar dengan kesalahan itu, KPK kemudian membuat program antikorupsi. Tidak tanggung-tanggung, program tersebut telah diterapkan sejak tingkat prasekolah (playgroup) hingga perguruan tinggi. "Kenapa dari playgroup? Karena ini generasi mendatang, suatu hari bisa menghasilkan karakter yang kokoh dan membuat kemajuan untuk Indonesia," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.