Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarief Didesak Mundur dari Ketua Harian, Ini Komentar Demokrat

Kompas.com - 30/01/2014, 14:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan didesak mundur oleh politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika karena dinilai tak cakap dalam mengurus partai. Namun, Syarief masih dibela sejumlah elite partai pemenang Pemilu 2009 itu. Syarief dipastikan akan tetap menjadi pimpinan Partai Demokrat.

Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua mengatakan, saran Pasek sama sekali tidak bisa mewakili partainya. Max menilai polemik antara partainya dan Pasek mencuat pasca-surat pemecatan yang dikeluarkan Syarief Hasan kepada Pasek.

"Ini hanya letupan saja. Plus-minus dari sebuah keputusan," ujar Max di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/1/2014).

Anggota Komisi I DPR itu menuturkan, Syarief juga tak akan digeser dari posisinya. Pasalnya, pelaksanaan pemilu sudah semakin dekat dan Syarief memegang posisi strategis. "Jadi, saya rasa sudah terlambat," kata Max.

Wakil Ketua Umum Demokrat lainnya, Nurhayati Ali Assegaf, enggan mengomentari pernyataan Pasek. Dia hanya meminta agar Pasek bisa menghormati Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.

"Semua ada mekanismenya. Sudah ada keputusan, harus kita hargai. Kalau ada ketidakcocokan, biar jadi urusan individu sendiri, bukan DPP," kata Nurhayati.

Sebelumnya, Gede Pasek yang baru saja dipecat Demokrat meminta agar Syarief segera mundur. Desakan Pasek ini dilakukan karena melihat kinerja Syarief yang kurang memuaskan dalam memimpin Partai Demokrat.

"Dia (Syarief) kan bilang, surat itu urusan kecil, masalah teknis. Ini urusan kecil saja nggak beres, gimana mau mengurus partai yang rumit dan strategis? Lebih baik mundur dari Ketua Harian Partai Demokrat," ujar Pasek.

Pasek menyoroti surat pemecatan terhadap dirinya yang ditandatangani Syarief dan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Menurutnya, pemecatan harus dilakukan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Akibat hal ini, Pasek menolak pemecatannya dari DPR. Surat pemecatan Pasek juga akhirnya dikembalikan pimpinan DPR dengan alasan serupa.

Selain itu, tambah Pasek, selama di bawah kepemimpinan Syarief Hasan, dukungan terhadap Partai Demokrat juga tak beranjak naik. Yang terjadi justru sebaliknya, elektabilitas Demokrat terus turun berdasarkan hasil survei berbagai lembaga survei.

Pasek mengatakan, Syarief lebih banyak memecat para pengurus Demokrat di daerah tanpa prosedur. "Beliau telah gagal menerjemahkan instruksi Pak SBY. Lebih baik, Pak Syarief konsentrasi saja menghadapi berbagai masalah di Kemenkop UKM," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Nasional
Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Nasional
Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com