“Ah, siapa bilang (konvensi tidak populer) karena aku dan Ruhut? Justru memang sifat saya dan Ruhut, karena kami ini orang Batak, jadinya ceplas-ceplos. Apa kaitannya karena kita konvensi rating-nya turun? Lah, rating kita dari dulu naik terus, kok,” kata Sutan di Kompleks Parlemen, Senin (18/11/2013).
Menurut Sutan, lantaran memiliki karakter yang ceplas-ceplos itulah dia akhirnya tidak terpilih sebagai anggota Komite Konvensi Partai Demokrat. Hal ini diketahuinya saat anggota Komite Konvensi terbentuk. Dia melihat tidak ada politisi senior yang masuk di dalamnya.
“Saya sempat bertanya ke Pak Jero. Kok itu namaku enggak masuk? Enggak ada politisi senior di situ, namanya kurang dikenal,” tutur Sutan.
“Katanya, sengaja enggak masukin aku dan Ruhut yang suka rame-rame ini, biar peserta konvensinya enggak kalah top! Ha-ha-ha,” kata Sutan sambil tertawa.
Dikritik
Ia mengaku gaya bicaranya ini memang kerap dikritik, termasuk dari internal Partai Demokrat. Bahkan, kritikan dilontarkan pula oleh anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, TB Silalahi.
“Tapi yang penting hati saya bersih,” kata Sutan.
Ia mengatakan, Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tidak terlalu ramai lantaran sejak awal Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah menitipkan pesan agar 11 peserta konvensi tidak saling serang untuk menaikkan pamor.
“Tidak boleh saling serang, Pak SBY sudah titip pesan,” ujarnya.
Hasil survei yang dilakukan Founding Fathers House pada 9 Oktober sampai 9 November 2013 mendapati bahwa mayoritas rakyat Indonesia tidak mengetahui soal konvensi Partai Demokrat. (baca: Mayoritas Masyarakat Indonesia Tidak Tahu soal Konvensi Partai Demokrat)