Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sutan Bhatoegana yang Tak Diikutkan dalam Komite Konvensi Demokrat

Kompas.com - 18/11/2013, 18:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil survei, Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat ternyata masih kurang pamor. Beberapa pihak menganalisis penyebabnya. Salah satunya adalah komentar-komentar negatif yang kerap dilontarkan elite Partai Demokrat.

Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Sutan Bhatoegana pun tersenyum.

Ah, siapa bilang (konvensi tidak populer) karena aku dan Ruhut? Justru memang sifat saya dan Ruhut, karena kami ini orang Batak, jadinya ceplas-ceplos. Apa kaitannya karena kita konvensi rating-nya turun? Lah, rating kita dari dulu naik terus, kok,” kata Sutan di Kompleks Parlemen, Senin (18/11/2013).

Menurut Sutan, lantaran memiliki karakter yang ceplas-ceplos itulah dia akhirnya tidak terpilih sebagai anggota Komite Konvensi Partai Demokrat. Hal ini diketahuinya saat anggota Komite Konvensi terbentuk. Dia melihat tidak ada politisi senior yang masuk di dalamnya.

“Saya sempat bertanya ke Pak Jero. Kok itu namaku enggak masuk? Enggak ada politisi senior di situ, namanya kurang dikenal,” tutur Sutan.

“Katanya, sengaja enggak masukin aku dan Ruhut yang suka rame-rame ini, biar peserta konvensinya enggak kalah top! Ha-ha-ha,” kata Sutan sambil tertawa.

Dikritik

Ia mengaku gaya bicaranya ini memang kerap dikritik, termasuk dari internal Partai Demokrat. Bahkan, kritikan dilontarkan pula oleh anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, TB Silalahi.

“Tapi yang penting hati saya bersih,” kata Sutan.

Ia mengatakan, Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tidak terlalu ramai lantaran sejak awal Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah menitipkan pesan agar 11 peserta konvensi tidak saling serang untuk menaikkan pamor.

“Tidak boleh saling serang, Pak SBY sudah titip pesan,” ujarnya.

Hasil survei yang dilakukan Founding Fathers House pada 9 Oktober sampai 9 November 2013 mendapati bahwa mayoritas rakyat Indonesia tidak mengetahui soal konvensi Partai Demokrat. (baca: Mayoritas Masyarakat Indonesia Tidak Tahu soal Konvensi Partai Demokrat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com