Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Kompas, jika Jokowi Dipasangkan dengan Mega, JK, Prabowo, dan Ical...

Kompas.com - 28/08/2013, 10:52 WIB
ING

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bagaimana jika Joko Widodo dipasangkan dengan sejumlah politisi senior dalam Pemilihan Presiden 2014? Survei Litbang Kompas yang dilakukan pada Juni 2013 menghitung potensi dukungan dan penolakan berdasarkan penjumlahan elektabilitas dan resistensi sosok yang dipasangkan dengan Jokowi.

Seperti diketahui, survei ini menempatkan Joko Widodo alias Jokowi pada posisi teratas dengan 32,5 persen. Ia mengungguli sejumlah nama lain yang sudah lebih dulu menyatakan akan maju dalam Pemilihan Presiden 2014, di antaranya, Prabowo Subianto (15,1 persen) dan Aburizal Bakrie (8,8 persen). Jokowi juga mengungguli seniornya, Ketua Umum PDI Perjuangan yang dipilih 8,0 persen responden dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (4,5 persen). Survei ini melibatkan 1.400 responden—calon pemilih dalam Pemilu 2014—yang terpilih secara acak di 33 provinsi.

Lalu, bagaimana jika Jokowi dipasangkan dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto?

KOMPAS/RAD, HAS, RON, SET, KUM, AIC, ARB Potensi dukungan dan penolakan dihitung berdasarkan penjumlahan elektabilitas dan resistensi sosok yang dipasangkan. Dukungan sosok didasarkan pada perolehan dukungan hasil survei dengan perolehan minimal 1% pendukung. Pengategorian
Jokowi-Jusuf Kalla
Potensi dukungan: 42,5 persen
Potensi penolakan: 1,8 persen

Jika dipasangkan dengan Kalla, dukungan terhadap Jokowi membesar dengan hambatan kecil.

Jokowi-Prabowo Subianto
Potensi dukungan: 54,6 persen
Potensi penolakan: 3,8 persen

Dengan Prabowo, Jokowi akan mendapatkan dukungan yang semakin besar, dengan hambatan sedang.

Jokowi-Aburizal Bakrie
Potensi dukungan: 47,4 persen
Potensi penolakan: 11,0 persen

Dukungan yang diperoleh Jokowi jika berpasangan dengan Aburizal Bakrie alias Ical akan membesar, tetapi hambatannya juga besar.

Jokowi-Megawati Soekarnoputri
Potensi dukungan: 46,5 persen
Potensi penolakan: 11,2 persen

Jika dipasangkan dengan Megawati, Jokowi akan mendapatkan dukungan lebih besar. Tetapi, hambatan yang akan dihadapi juga besar.

Fenomena Jokowi dan kalkulasi politik

Fenomena Jokowi dinilai menjungkalkan konstelasi politik lama yang persiapannya sudah dirintis sejak 2009. Direktur Riset Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, tokoh-tokoh lama, seperti Prabowo dan Aburizal, harus berhitung ulang menghadapi fenomena itu. Semua pihak sedang menunggu tiga hal yang kemungkinan bisa terjadi. ”Pertama, berharap PDI-P tidak ajukan Jokowi agar kekuatan semua pihak kembali lagi pada titik nol,” katanya.

Kedua, kompetitor Jokowi bisa berkoalisi dengan Jokowi, entah bagaimana negosiasinya. Skenario ketiga, pada titik ekstrem, kubu non-Jokowi bisa punya satu semangat untuk menjegal Jokowi secara bersama-sama agar kekuatan Jokowi bisa diimbangi.

”Mereka pasti akan berhitung dengan variabel Jokowi ini, entah melawan, menjatuhkan, atau bergabung,” kata Yunarto, Selasa (27/8/2013).

Siapa pun yang akan menjegal atau mengajak Jokowi tetap punya peluang mencapai titik kulminasi, tetapi bedanya saat ini momentum sedang berada di tangan Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com