Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom di Vihara Ekayana Terkait Jaringan Abu Umar?

Kompas.com - 05/08/2013, 11:39 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaku peledakan bom rakitan di Vihara Ekayana Arama, Jakarta Barat, diduga terkait jaringan teroris Abu Umar. Abu Umar adalah teroris yang sudah ditangkap beberapa tahun lalu karena memasok senjata dari Filipina untuk aksi teror.

Kelompok ini selalu menyasar pada isu konflik Muslim Rohingya, Myanmar. "Kemungkinan kelompok Abu Umar karena mereka yang selama ini terusik dengan konflik Rohingya itu kelompok Abu Umar," ujar pengamat terorisme Al-Chaidar saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2013).

Dia mengatakan, kelompok ini diduga terkait dengan teroris yang ditangkap di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Kamis (2/5/2013) malam. Pada tangan Sefa Riano dan Ahmad, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menemukan 5 bom pipa siap ledak. Rencananya, bom itu akan diledakkan di Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2013).

"Sama seperti bom di Benhil yang rencananya untuk meledakkan Kedubes Myanmar. Mereka ingin melakukan pembalasan terhadap yang terjadi di Rohingya," terangnya. Meskipun beberapa anggota jaringan kelompok ini sudah tertangkap, Al-Chaidar menduga masih banyak anggota lain yang berkeliaran.

Ledakan di wihara kemarin diduga dilakukan oleh anggota jaringan yang baru saja direkrut. Hal itu terlihat dari bom yang gagal meledak. "Ini anggota yang baru-baru direkrut. Mereka masih baru belajar," katanya.

Seperti diberitakan, bom meledak di Vihara Ekayana Arama, Minggu (4/8/2013) sekitar pukul 19.00. Ledakan itu diduga berasal dari plastik hijau yang diletakkan di pintu masuk ruang kebaktian. Sementara itu, bom lainnya yang terletak di pintu masuk ke dalam wihara hanya mengeluarkan asap.

Bom memiliki daya ledak rendah sehingga bangunan wihara masih berdiri dan tidak mengalami kerusakan parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com