Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura: Teriak APBN Jebol, Presiden Kok Minta Pesawat Pribadi?

Kompas.com - 18/07/2013, 14:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Saleh Husin mendesak pemerintah untuk menunda rencana pembelian pesawat kepresidenan yang nilainya mencapai Rp 820 miliar. Menurut Saleh, anggaran untuk pembelian pesawat kepresidenan itu tidak tepat dilakukan saat ini karena pemerintah tengah melakukan pengetatan anggaran akibat kebocororan APBN dari sektor subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Di satu sisi, pemerintah teriak bahwa APBN bisa jebol. Harga BBM lalu dinaikkan sehingga pemerintah meminta kompensasi kepada rakyat miskin yang makin menderita. Tapi, di sisi lain, pemerintah ingin membeli pesawat dengan harga yang sangat mahal. Ini bertolak belakang," ujar Saleh di Jakarta, Kamis (18/7/2013).

Menurut Saleh, alasan yang dijabarkan Menteri Sekretaris Negara yang menyebutkan akan ada penghematan biaya operasional kepresidenan dengan adanya pesawat baru ini tidak tepat.

"Saya kira waktunya kurang tepat, di mana orang sedang ngantre raskin dan BLSM. Makanya, lebih baik ditunda saja," imbuh anggota Komisi V DPR ini.

Pesawat kepresidenan yang dipesan Pemerintah Indonesia dijadwalkan akan tiba di Tanah Air pada bulan Desember 2013. Paling cepat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memakai pesawat tersebut di awal tahun 2014.

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi memperkirakan Presiden SBY hanya akan memakai 2-3 kali pesawat Boeing 737-800 senilai 91,2 juta dollar AS itu hingga akhir jabatan. Dengan adanya pesawat baru itu, lanjutnya, pemerintah bisa menghemat anggaran jauh lebih besar daripada harus menyewa pesawat Garuda Indonesia.

"Sekarang justru boros. Nanti kalau sudah datang akan sangat menghemat. Mungkin lebih dari 300 persen. Ini kan rekomendasi dari mana-mana, dari DPR juga bahwa jauh lebih hemat kita memiliki pesawat kepresidenan," kata Sudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com