Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Budiman Tanuredjo
Wartawan Senior

Wartawan

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Kompas.com - 11/05/2024, 08:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Demokrasi berasal dari demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan). Banyak teori soal demokrasi yang diteorikan filsuf barat.

Jika dirunut dalam teks konstitusi tidak ada diksi “demokrasi”. Yang ada hanyalah demokrasi dalam kata sifat, demokratis.

Dalam pasal 18 ayat 4 ditulis, “Gubernur, Bupati, Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah, provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara “demokratis”.

Sedang dalam pasal 44 ayat 4 ditulis, “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional."

“Dipilih secara demokratis” dan “demokrasi ekonomi”. Dua frase dalam konstitusi itulah yang menggunakan kata demokratis dan demokrasi dalam konstitusi.

Lalu, apa itu demokrasi? Lalu, apa itu oposisi? Apa itu koalisi?

Dalam perkembangan politik kontemporer bangsa ini kerap meributkan istilah yang mungkin dipahami secara berbeda-beda pula sebagaimana istilah jangan pilih menteri toxic yang disarankan Luhut Panjaitan kepada calon presiden terpilih Prabowo Subianto.

Orang meributkan istilah toxic dan publik larut di dalamnya. Sedang di pengadilan korupsi, orang terbelalak mendengarkan kesaksian bagaimana uang negara di Kementerian Pertanian dijadikan bancakan keluarga bekas Mentan Syahrul Yasin Limpo. Tontonan yang menyakitkan.

Kembali kepada kehendak politik Ganjar dan Mahfud untuk berada di luar pemerintahan, langkah yang tepat. Tepat dari sisi moralitas politik dan tepat pula dalam sistem politik demokrasi yang membutuhkan check and balances.

Akan lebih baik jika partai-partai politik yang selama ini menyuarakan perubahan: tetap berada di luar pemerintahan, membersamai masyarakat sipil untuk mengawasi potensi penyimpangan.

Menjadi fakta politik, pendapat elite politik di Indonesia, akan sangat ditentukan oleh di mana dia berada. Apakah dia menikmati kue kekuasaan atau tidak.

Jejak digital bisa merekam betapa tidak konsistennya elite politik itu. Ketika belum mendapat kue kekuasaan, mereka gencar mengkritik. Tapi ketika kue sudah digenggam dan dinikmati, mereka gencar memuja.

Kondisi itu sejalan dengan pepatah lama, Honoris mutant mores. Saat manusia berkuasa, berubah pula tingkah lakunya.

Ganjar, Mahfud dan siapa tahu Anies Baswedan, bisa bersama-sama memperkuat masyarakat sipil untuk mengoreksi banyak hal.

Untuk menghidupkan kembali suara berbeda di Hakim Konstitusi, Saldi Isra, Arif Hidayat dan Enny Nurbaningsih yang kian tenggelam dalam isu bagi-bagi kursi menteri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com