Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Rekonsiliasi Nasional, Pengamat: Jangan-jangan Ini Narasi Elite, Masyarakat Kita Lebih Cerdas...

Kompas.com - 29/04/2024, 22:36 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nicky Fahrizal menduga bahwa narasi yang dibangun mengenai rekonsiliasi partai politik usai pemilihan presiden (Pilpres) 2024 sengaja dibuat oleh elite politik pendukung pemerintah calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Namun, menurut dia, narasi itu tidak begitu penting dipandang oleh masyarakat.

"Saya berkeliling ke masyarakat biasa. Biasa nih. Masyarakat biasa yang sehari-hari ya. Ya, besok yang mana ini memilih, besoknya saya tetap kerja gitu. Tidak ada masalah, Bapak-Ibu. Sekarang soal 01, 02, 03," kata Nicky dalam paparannya di acara "Dialog Kebangsaan: Semangat Keindonesiaan Pasca Pemilu, Harapan dan Tantangan" di Jakarta Timur, Senin (29/4/2024).

"Tapi kenapa hari ini di media massa, itu sering kita lihat rekonsiliasi nasional. Ini penyembuhan nasional. Atau persatuan nasional. Jangan-jangan ini narasi elite? Masyarakat kita lebih cerdas untuk hal ini," ujar dia lagi.

Baca juga: Prabowo Terus Upayakan Rekonsiliasi

Menurut Nicky, wajar saja jika elite pendukung Prabowo-Gibran menarasikan demikian.

Sebab, pemerintahan Prabowo-Gibran disebut memerlukan 71 persen suara di DPR untuk menjamin stabilitas politik ke depan.

"Sehingga (dengan dukungan partai politik) program-program bisa jalan," kata Nicky.

"Kalau itu memang narasi elite, ya, sah-sah saja dia mau ngomong seperti itu. Tapi, kalau di bawah, kita semua sudah biasa berbeda," ujarnya lagi.

Lebih lanjut, Nicky menyebut bahwa masyarakat sudah terbiasa dalam perbedaan politik. Dia mencontohkan bagaimana masyarakat dihadapkan pada ancaman polarisasi di Pilpres 2014 dan 2019.

Namun, pada Pilpres 2024, masyarakat disebut sudah mulai terdidik bahwa politik yang memanas saat kontestasi pemilu adalah hal biasa.

"Namanya juga demokrasi. Demokrasi pasti bising, teman-teman sekalian. Pasti bising. Enggak ada yang enggak bising. Maka di situ dibutuhkan pendidikan politik dan keutamaan. Untuk apa? Supaya kebisingan itu, itu bisa dikelola. Bukan diredam," katanya.

Baca juga: Soal Narasi Tak Ada Oposisi di Pemerintahan Prabowo, Romo Magnis Singgung agar Tak Diganggu DPR

Hanya saja, menurut Nicky, jika kebisingan politik diredam maka membahayakan bagi demokrasi ke depan.

Oleh karena itu, dia berharap pemerintahan ke depan tetap mengutamakan kebebasan berpendapat di masyarakat.

"Ini yang berbahaya apabila kebisingan demokrasi itu diredam. Ini, apa yang ke depan terjadi, kita enggak tahu. Tapi yang jelas, ketika demokrasi itu kebisingan yang diredam, tanda-tanda bahaya. Karena ya, kita mempertahankan kebebasan pendapat. Seperti itu," ujarnya.

Baca juga: Prabowo-Gibran Dinilai Akan Rekonsiliasi Politik untuk Amankan Dukungan di Parlemen

Diberitakan sebelumnya, kubu calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo-Gibran terus berupaya merajut rekonsiliasi politik dengan kelompok politik di luar partai politik Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, upaya itu dijajaki Prabowo karena belajar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajaknya bergabung ke pemerintahan setelah Pilpres 2019.

Rekonsiliasi itu pula yang disebut menjadi pembahasan Prabowo saat bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 11 April 2024.

"Terutama bagaimana memupuk negara efektif, rapat-rapat yang efektif dengan para elite dan Pak Jokowi itu kan orang yang care," ujar Habiburokhman di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, belum lama ini.

"Oleh karena itu, Pak Prabowo ini kan setengah peralihan setelah putusan MK (Mahkamah Konstitusi), kita harus jalan kencang. Kami enggak mau buang waktu, kurang lebih saya tangkap begitu,” katanya lagi.

Baca juga: Bamsoet Ingin Tak Ada Oposisi di Pemerintahan ke Depan, Nasdem: Rekonsiliasi Bukan Berarti Bagi Kursi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah Seperti Orde Baru

Nasional
Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com