Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keadilan Sosial Jadi Tantangan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Romo Magnis: Ada Kesan Indonesia Milik Mereka yang di Atas

Kompas.com - 29/04/2024, 18:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Filsafat STF Driyarkara, Franz Magnis Suseno mengungkapkan, salah satu tantangan pemerintahan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, adalah kesejahteraan dan keadilan sosial.

Sebab, menurut Romo Magnis, masih banyak masyarakat yang mengaku belum sejahtera. Bahkan, menganggap Indonesia hanya dimiliki oleh elite.

"Saya kira kita harus mengingat bahwa Indonesia di antara sekian tantangan, mempunyai, menurut saya, tiga tantangan yang paling dasar," kata Romo Magnis dalam paparannya dalam acara "Dialog Kebangsaan: Semangat Keindonesiaan Pasca Pemilu, Harapan dan Tantangan" di Jakarta Timur, Senin (29/4/2024).

"Yang pertama, adalah keadilan sosial. Kalau 50 persen bangsa yang sekarang belum betul-betul sejahtera, mendapat kesan bahwa Indonesia itu milik mereka yang di atas," ujarnya lagi.

Baca juga: Romo Magnis Sebut Presiden Mirip Mafia jika Gunakan Kekuasaan untuk Untungkan Pihak Tertentu

Menurut dia, tidak heran jika masyarakat mulai berpikir tentang ideologi di luar Pancasila karena masih banyak yang belum sejahtera.

Pasalnya, masyarakat bisa berpikir bahwa Pancasila yang sudah menjadi dasar Negara selama 70 tahun lebih Indonesia merdeka, belum bisa menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

"Jadi kita harus menuntut dari segenap pemerintah bahwa di situ diberi prioritas. Itu pun sesuatu yang sebetulnya para founding fathers selalu sadar mengenai hal itu, keadilan sosial itu yang penting," kata Romo Magnis.

Tantangan kedua, Prabowo-Gibran dihadapkan pada ideologi radikal yang tidak akan pergi dari Indonesia.

Ideologi radikal transaksional, menurut Romo Magnis, berkembang luas jika keadilan sosial belum tercapai di Indonesia.

Baca juga: Puja-puji Jokowi, Prabowo: Saya Kalah Dua Kali, Makanya Belajar dari yang Menang

"Yang ketiga (tantangan) adalah pembusukan demokrasi. Itu tidak hanya disayangkan oleh yang mendukung demokrasi, melainkan pembusukan itu merupakan suatu koalisi dari mereka yang punya kekuasaan dan duit," ujarnya.

Romo Magnis mencontohkan, bagaimana rakyat yang tetap menjadi korban dari pembusukan demokrasi.

Oleh sebab itu, dia menyarankan tetap ada partai politik di Indonesia yang berperan sebagai penyeimbang pemerintahan atau biasa dikenal sebagai oposisi.

"Jadi ini bahaya sangat besar kalau kita mendapat sistem tanpa oposisi, bahwa yang justru akan kena Itu orang kecil. Nah, lalu kita bagaimana? Ya kita lihat dulu perkembangannya," kata Romo Magnis.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI resmi menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024-2029.

Prabowo-Gibran mengalahkan rivalnya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga: Berkaca Putusan MK, Romo Magnis: Reformasi Tak Berhasil Berantas KKN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Gaya Kepemimpinan Prabowo yang Asli

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup 'Jetset'

[POPULER NASIONAL] PDI-P Anggap Pernyataan Prabowo Berbahaya | Ketua KPU Jelaskan Tudingan Gaya Hidup "Jetset"

Nasional
Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan 'Checks and Balances'

Prabowo Ogah Pemerintahannya Diganggu, PKB Ingatkan "Checks and Balances"

Nasional
Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Prabowo Yakin Pemerintahannya Lanjutkan Proyek IKN dengan APBN

Nasional
Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com