“Dalam hal pengendalian penanganan dampak bencana, Kemensos menghimpun 25.008 Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan dibantu 49.916 pendamping sosial yang terhubung dalam sistem Command Center secara digital,” imbuhnya.
Integrasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah memungkinkan untuk menggerakkan sumber daya, seperti pemberian perintah dari direktorat-direktorat di Kemensos, 37 unit pelaksana teknis (sentra dan balai besar), hingga Tagana dan pendamping sosial.
Baca juga: Program Pena Kemensos Luluskan 21.333 KPM, Mensos Risma: Kami Akan Terus Jalankan
Hal itu memungkinkan setiap sumber daya manusia (SDM) dapat memberikan laporan secara cepat sekitar 10 menit.
Sebelum menjadi Mensos, Risma kerap diundang OECD terkait Pembangunan Kota Surabaya. Dalam tiga tahun terakhir Mensos Risma berkali-kali diundang OECD sebagai pembicara dengan topik, mulai dari inklusivitas sosial, start-up yang berdampak sosial, global value chain, hingga forum infrastruktur.
Moderator OECD Elsa Pilichowski berpendapat bahwa negara-negara OECD harus saling belajar satu-sama lain.
Indonesia adalah salah satu negara yang bisa dicontoh dan dipelajari upaya penanganan bencana.
Baca juga: Kemensos Bangun Dapur Umum dan Pasok Logistik untuk Korban Banjir Semarang
"Negara-negara anggota OECD harus belajar bersama untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Kita bisa belajar salah satunya dari Indonesia," tutur Elsa.
Elsa juga mengapresiasi upaya-upaya yang telah ditempuh Kemensos dalam penanganan bencana di Indonesia.
"Tentu saja penanganan bencana sangat menantang. Upaya yang dilakukan sangat mengesankan, seperti Command Center dan yang lainnya,” kata Elsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.