Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir PKS: Bagi Kami, di Dalam atau Luar Pemerintahan Sama Saja

Kompas.com - 06/04/2024, 14:39 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sofyan mengatakan, partainya ada di dalam maupun di luar koalisi pemerintahan sama saja.

Hal itu disampaikan Pipin saat ditanya apakah PKS nantinya akan bergabung atau memilih ada di luar Koalisi Indonesia Maju.

"Mungkin kita belum bicara masalah koalisi, tapi untuk menjawab tadi pertanyaan, kami sampaikan bagi PKS berada di dalam atau di luar pemerintahan sama saja," ujar Pipin dalam acara Dua Arah Kompas TV sebagimana dilansir YouTube Kompas TV pada Sabtu (6/4/2024).

Di sisi lain, Pipin menegaskan, sampai saat ini proses Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 belum selesai sebab tahapan sengketa hasil pilpres masih berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca juga: Merespons Gestur Puan, PKS Harap Hak Angket Terus Berjalan Meski Tanpa PDI-P

Khusus terkait sengketa hasil pilpres di MK, Pipin menyebut PKS mengajukan dua gugatan.

Melihat proses sengketa di MK, Pipin menyebut banyak hal yang dalam perkembangannya menguntungkan pasangan yang diusung PKS, yaitu capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Jadi bagi kami ada potensi dua gugatan, salah satu gugatan yang kami ajukan ke MK bisa dikabulkan. Kalau itu terjadi, maka peta politik akan berubah," katanya.

"Musyawarah majelis syuro beberapa pekan lalu sudah menyampaikan bahwa fokus kita adalah ke MK dan mengajukan hak angket," ungkap Pipin.

Lebih lanjut Pipin menyinggung soal Pilpres 2014 dan 2019 saat PKS menjadi pihak yang kalah.

Baca juga: PKS Putuskan Maju Terus Dorong Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024 di DPR

Dalam dua periode tersebut, PKS memilih berada di luar pemerintahan.

Pilihan itu, menurut Pipin, didasari kesadaran berdemokrasi dan ingin memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat.

"Dalam kompetisi selalu ada kalah dan menang dan ketika kita kalah maka sudah sewajarnya pilihan untuk jadi oposisi itu dilakukan. Dan ketiga, kami ingin kawal aspirasi rakyat," kata Pipin.

"Banyak rakyat menolak kebijakan itu misalnya contoh kenaikan harga BBM, pembangunan IKN, UU Cipta Kerja, waktu itu banyak yang menolak dan PKS sebagai oposisi tak punya kerangkeng atau tersandera oleh kebijakan koalisi dan bisa lantang untuk perjuangkan aspirasi rakyat dengan menolak," jelasnya.

Baca juga: Saling Sindir AHY dan Nasdem-PKS-PKB, Berawal dari Sentilan Koalisi Lama Hancur Lebur

Namun, saat ditanya lebih lanjut apakah kemungkinan PKS akan bergabung karena pemimpin mendatang adalah orang yang dua kali diusung dalam Pemilu, yakni Prabowo Subianto, Pipin menyatakan akan dipertimbangkan.

"Ya tentu itu jadi salah satu pertimbangan nanti ya, saya kira setelah keputusan MK akan jadi pertimbangan juga, tetapi bagi kami nanti pilpres belum selesai. Kami saat ini terus berjuang sampai maksimal untuk keadilan di MK dan hak angket," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com