Di sini, Sri Mulyani mahir berselancar dalam wilayah asumsi. Dan bisa terjadi lagi, Sri Mulyani sukses meyakinkan para hakim dan publik dengan argumentasi asumsi pula.
Dalam konteks ini, para hakim sebaiknya tidak membiarkan Sri Mulyani memperagakan kepintarannya dalam membangun asumsi yang selalu meninggalkan misteri berkepanjangan.
Saya amat percaya, Sri Mulyani, untuk dirinya sendiri, sangat jujur. Tidak macam-macam. Namun, Sri Mulyani memiliki kesantunan yang sangat luar biasa untuk tidak membeberkan aib. Sri Mulyani belum mahir membuka tabir bau yang menusuk.
Terakhir, untuk Tri Rismaharini, Menteri Sosial, para hakim MK sangat penting memulai pertanyaan: sejak kapan ia mulai tidak diberi atau dikurangi porsi keterlibatannya dalam hal bansos. Dan bagaimana proses itu terjadi.
Apakah cukup dengan gerakan senyap yang berlangsung begitu saja, ataukah ada perintah dari orang tertentu?
Berapa sebenarnya anggaran bansos yang dikelola Kemensos dan bagaimana selama ini mengeksekusi bansos tersebut?
Mekanisme dan metode distribusi bansos yang dilakukan oleh Kementerian Sosial selama ini bagaimana, dan apakah mekanisme serta metode tersebut efektif dan taat azas? Pertanyaan-pertanyaan ini sangat layak ditanyakan para hakim MK ke Menteri Sosial.
Saya berharap, pemanggilan empat menteri tersebut, bukan babakan lanjutan dalam drama politik dan demokrasi di negeri kita, yang penuh aib dan tuna akhlak itu.
Pemanggilan tersebut sungguh-sungguh adalah niat dan ikhtiar serius para anak bangsa yang berjubah hitam, untuk merawat demokrasi demi terwujudnya keadilan. Tabiat hitam Anwar Usman cukup sampai di sini saja.
Selamat menegakkan demokrasi demi keadilan, wahai anak bangsa, para pria dan wanita berjubah hitam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.