JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, selama masih bertahta, Presiden Joko Widodo bakal memberikan pengaruh besar dalam penyusunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ini disampaikan Adi menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa Presiden Jokowi menitipkan sejumlah nama untuk mengisi kursi menteri kabinet Prabowo, calon presiden (capres) pemenang Pemilu 2024.
“Saya menduga, sebelum tanggal 20 Oktober 2024 atau masa akhir jabatan Jokowi sebagai presiden, pengaruh Jokowi dalam menyusun kabinet Prabowo-Gibran masih signifikan karena posisinya masih presiden,” kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (26/3/2024).
Namun, menurut Adi, pengaruh Jokowi akan sirna ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak lagi menjabat sebagai Kepala Negara.
Bahkan, menurutnya, tak menutup kemungkinan orang-orang yang terlanjur jadi menteri di kabinet Prabowo berkat titipan Jokowi bakal dievaluasi di kemudian hari.
Baca juga: Saat Gibran dan Istana Bantah Jokowi Titip Nama Menteri buat Kabinet Prabowo...
“Soal menteri, pasti ada yang orangnya Jokowi, tapi soal berapa banyak, yang jelas Prabowo yang tentukan, terutama setelah dilantik jadi presiden,” ujar Adi.
"Jadi pengaruh Jokowi untuk urusan kabinet mungkin masih terasa ketika posisinya masih presiden. Tapi, yakinlah, setelah tak lagi jadi presiden pengaruh bisa hilang otomatis. Itu hukum alam," lanjutnya.
Adi mengatakan, secara prinsip, urusan menteri pemerintahan ke depan merupakan hak prerogatif presiden terpilih. Menurutnya, tak ada pihak lain yang bisa ikut campur, termasuk presiden yang kini menjabat.
Apalagi, Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial, di mana presiden dipilih oleh rakyat langsung, dan menteri menjadi urusan presiden.
"Undang-undang mengamanatkan presiden adalah satu-satunya veto player dalam menyusun kabinetnya,” jelasnya.
Akan tetapi, tak dapat dimungkiri bahwa Jokowi berperan besar mengantarkan Prabowo dan Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024. Kemenangan capres-cawapres nomor urut 2 itu disebut-sebut tak lepas dari kekuatan Jokowi.
Oleh karena kontribusi tersebut, menurut Adi, tak heran jika kini Kepala Negara juga turut cawe-cawe menitipkan nama menteri.
"Problemnya menjadi rumit karena kemenangan Prabowo di 2024 tentu tak lepas faktor jokowi, itu sulit dibantah. Artinya, kemenangan Prabowo adalah perpaduan dua kekuatan politik besar, antara kekuatan Jokowi dan Prabowo," kata Adi.
"Dalam konteks inilah kemudian publik menganggap wajar jika urusan menteri pun Jokowi dinilai punya pengaruh. Apalagi posisi Jokowi masih presiden," tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi disebut-sebut menitipkan sejumlah nama untuk ditempatkan sebagai menteri dalam kabinet ke depan yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran.