Cucu Bung Karno tersebut menekankan perlunya pengembangan budaya damai dan toleransi oleh anggota parlemen perempuan di seluruh dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Puan juga menegaskan pentingnya menolak kekerasan dalam penyelesaian perbedaan.
Baca juga: Kementerian PPPA Sebut Aksi Kawin Tangkap Cederai Hak Perempuan
“Parlemen harus berkontribusi menjamin terpenuhinya hak perempuan terhadap pendidikan, mendapat akses terhadap kesehatan, dan menolak berbagai kekerasan kepada perempuan,” tegas mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu.
Puan juga menggarisbawahi pentingnya memberikan akses penuh terhadap pendidikan dan kesehatan bagi perempuan, yang dianggapnya sebagai kunci bagi kemakmuran suatu negara.
Dia menyatakan bahwa perkembangan dan kemajuan suatu negara sangat bergantung pada kemajuan perempuan.
Oleh karenanya, Puan mengajak seluruh ketua parlemen untuk bekerja sama dalam mendorong kemajuan perempuan di negara masing-masing.
Baca juga: Kesal Tak Diberi Nomor Telepon, Perempuan Ini Bacok Tukang Parkir
Dia menekankan bahwa semua pihak terkait harus membantu perempuan untuk mencapai cita-citanya dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Setelah diskusi pertama, sesi diskusi kedua berlangsung dengan tema “Kesetaraan Gender, Paritas, dan Pemberdayaan dalam Politik: Teladan Perempuan.” Sesi ini dipimpin oleh Ketua Parlemen Jerman Barbel Bas dan Ketua Parlemen Meksiko Marcela Guerra Castillo.
Dalam kesempatan tersebut, Puan menyampaikan bahwa pemilihan umum (pemilu) adalah salah satu fondasi demokrasi dalam sebuah negara.
“Tahun 2024 menjadi tahun demokrasi, dengan lebih dari 70 negara mengadakan pemilu. Sekitar 50 persen populasi dunia menggunakan hak pilihnya untuk memilih pejabat publik,” ucap Puan.
Baca juga: Pesta Semu Demokrasi
Baginya, pemilu memiliki peran kunci dalam menentukan arah demokrasi suatu negara.
Puan meyakini bahwa kepemimpinan perempuan di bidang politik dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan demokrasi.
Ia juga menyampaikan tentang pemilu serentak yang baru saja berlangsung di Indonesia.
Puan mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan jumlah calon legislatif (caleg) perempuan dalam pemilu tersebut.
Baca juga: Rekapitulasi Hasil Pemilu DKI: Pasangan Anies-Muhaimin Unggul di Jakarta Selatan
“Pada 14 Februari 2024, Indonesia telah melaksanakan pemilu legislatif. Jumlah calon anggota legislatif perempuan secara nasional mencapai 37 persen dari keseluruhan calon yang berasal dari 18 partai politik,” ujarnya.