Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Paham Kerap Jadi Alasan Bentrok TNI-Polri, Pengamat: Terlalu Menyederhanakan Masalah

Kompas.com - 08/03/2024, 06:46 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Upaya itu misalnya dilakukan dengan memperkuat nilai-nilai moral dan integritas, seperti harus malu ketika melakukan kesalahan dan kecurangan.

"Hukum harus ditegakkan pada siapa pun yang bersalah dan melakukan perbuatan melawan hukum. Siapa pun yang tidak mematuhi aturan, mengabaikan perintah, harus didisiplinkan," ucap Fahmi.

Baca juga: TNI AD Ingin Bangun 22 Kodam Baru, KSAD Sebut Agar Imbang dengan Polda

Maka dari itu, Fahmi mengingatkan pimpinan TNI-Polri, terutama yang ada di lapangan, harus mampu memberi teladan dan meningkatkan pengawasan, bukan malah membiarkan atau malah memfasilitasi arogansi dan aksi main hakim sendiri.

Dia menyayangkan pimpinan TNI dan Polri yang seakan menyederhanakan masalah dengan menyebut insiden yang terjadi seolah-olah hanya sekadar kesalahpahaman.

Lalu, pimpinan TNI juga harus berhati-hati dalam pelaksanaan kegiatan prajurit yang melibatkan masyarakat atau berada di tengah masyarakat.

Fahmi menyebut, ada banyak hal yang dapat memicu terjadinya kesalahpahaman berujung kekerasan.

"Termasuk yang kemudian dapat memicu benturan dengan kewenangan Polri dalam pemeliharaan kamtibmas, seperti yang kabarnya memicu persoalan di Jayawijaya kemarin," kata dia.

Sementara itu, Fahmi mengingatkan Polri harus lebih berhati-hati dalam menjaga sikap dan perilaku.

Sebab, kata dia, polisi memiliki kewenangan yang tidak dimiliki TNI. Fahmi meminta polisi untuk tidak arogan.

"Jangan arogan, apalagi sewenang-wenang. Kenapa? Karena selain didukung kekuatan fisik, mereka punya kekuatan lain yang jelas tidak dimiliki anggota TNI di tengah masyarakat, yaitu kewenangan bertindak atas nama hukum," kata Fahmi.

"Bagaimanapun, polisi ini meski kinerjanya baik, dia masih bisa dibenci, terutama oleh para pelaku kejahatan dan pelanggar hukum. Apalagi jika kinerjanya buruk, masyarakat pasti tidak suka," ucap dia.


Serangan ke Polres Jayawijaya

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, kejadian prajurit TNI menyerang markas Polres Jayawijaya, Papua hanyalah emosi sesaat anak muda.

Maruli menyebut, yang terpenting adalah jangan sampai ada korban jiwa dari serangan-serangan seperti itu.

"Ya mudah-mudahan tidak sampai ada korban jiwa apa segala macam lah. Tapi ini saya pikir anak-anak muda yang emosi sesaat lah," ujar Maruli saat ditemui di Markas Kopassus, Jakarta Timur, Kamis (7/3/2024).

Menurut Maruli, pihaknya sudah berhasil meredam emosi para prajurit.

Halaman:


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com