Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Semangat Moderasi Mencari Jalan Tengah Sangat Dibutuhkan Indonesia yang Majemuk

Kompas.com - 04/03/2024, 21:07 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan semangat moderasi dengan berpijak pada pencarian solusi jalan tengah sangat dibutuhkan Indonesia yang majemuk.

Hal tersebut Jokowi sampaikan dalam keterangan videonya di acara peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (4/3/2024) malam.

"Semangat moderasi yang berpijak pada filosofi siger tengah, mencari titik keseimbangan, mencari solusi jalan tengah, dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia yang majemuk untuk merawat persaudaraan dan persatuan," ujar Jokowi.

Baca juga: Haedar Nashir Luncurkan Buku Moderasi Beragama, Jusuf Kalla, Kapolri, dan Susi Pudjiastuti Hadir

Jokowi lantas mengucapkan selamat atas peluncuran buku Haedar Nashir.

Dia menyebut, Haedar sebagai seorang cendekiawan dan agamawan, yang saat ini sedang mensyukuri usianya yang ke-66 tahun.

"Saya mengikuti pemikiran dan pandangan beliau yang teduh, yang mengayomi, juga sikap kritis beliau dalam sikapi persoalan kebangsaan yang selalu mengedepankan semangat merangkul dan semangat mengayomi," tuturnya.

Sementara itu, Jokowi berterima kasih kepada Ketum PP Muhammadiyah tersebut atas kontribusinya selama ini kepada Indonesia.

Baca juga: Haedar Nashir Berharap Peserta Pemilu Legowo dan Tak Jemawa Terima Hasil Pemilu

"Terima kasih Prof Haedar untuk kontribusi dan dedikasinya selama ini bagi bangsa Indonesia yang kita cintai," imbuh Jokowi.

Dalam peluncuran buku Haedar Nashir ini, hadir secara langsung Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Mendikbud Nadiem Makarim, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Lalu, ada juga Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo, Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom, hingga wartawan senior Kompas Budiman Tanuredjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com